Washington, 10 Shafar 1438/10 November 2016 (MINA) – Di tengah tudingan bahwa serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah membunuh warga sipil, Pentagon pada Rabu (9/11) mengumumkan pengakuannya, tapi hanya menyebut 119 orang sipil yang jadi korban.
Angka itu sangat jauh dari angka yang telah diterbitkan oleh kelompok pemantau, termasuk LSM Airways yang berbasis di London.
Kelompok pemantau mengungkapkan bahwa koalisi pimpinan AS sejauh ini menewaskan 1.787 warga sipil dalam kampanyenya melawan kelompok Islamic State (ISIS) dan Al-Qaeda. Demikian Press TV memberitakan yang dikutip MINA.
Komando militer AS di Timur Tengah (Centcom) mengatakan, semua korban berasal dari 24 serangan udara saja.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Kami memiliki tim yang bekerja penuh waktu untuk mencegah korban sipil yang tidak diinginkan,” kata Kolonel John Thomas sebagaimana dalam laporan Centcom.
“Dalam setiap serangan, proses yang tepat dipatuhi, masing-masing memenuhi Hukum Konflik Bersenjata dan tindakan pencegahan yang signifikan diambil, meskipun hasil disayangkan.”
Pengumuman itu bertentangan dengan tuduhan AS terhadap Pemerintah Moskow yang menyatakan bahwa militer Rusia menargetkan warga sipil di Suriah.
AS dan beberapa sekutu Arabnya memulai kampanye anti-ISIS mereka di Suriah pada September 2014 tanpa izin dari Pemerintah Damaskus atau ada mandat dari PBB.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sejak itu, mereka melaksanakan serangan udara di negara yang dilanda perang, tapi serangan udara itu tidak banyak berguna untuk menghentikan kemajuan ISIS. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon