Singapura, MINA – Untuk pertama kalinya, militer India mengakui tentang jatuhnya jet tempur dalam bentrokan terkini dengan Pakistan.
Anil Chauhan, Kepala Staf Pertahanan India, mengatakan kepada Bloomberg TV pada Sabtu (31/5) bahwa “yang penting (bagi India) bukanlah jatuhnya jet, tetapi mengapa mereka jatuh.” Anadolu melaporkan.
“Mengapa mereka jatuh, itu lebih penting bagi kami, dan apa yang kami lakukan setelah itu. Itu lebih penting,” kata Chauhan di sela-sela Dialog Shangri-La di Singapura.
Sebelumnya, Pakistan mengeklaim telah menembak jatuh sedikitnya enam jet tempur India, termasuk empat Rafale buatan Prancis, satu Su-30MKI, dan satu MiG-29 Rusia, selama serangan udara lintas perbatasan India pada malam hari tanggal 6 dan 7 Mei.
Baca Juga: Norwegia Peringatkan Dampak Global Agresi Israel di Gaza
Namun, Chauhan menolak memberikan informasi tambahan, dengan mengeklaim bahwa jumlah jet Pakistan “sama sekali tidak benar.”
“Bagian baiknya adalah kita mampu memahami kesalahan taktis yang kita buat, memperbaikinya, memperbaikinya, lalu menerapkannya lagi setelah dua hari dan menerbangkan semua jet kita lagi, menargetkan dari jarak jauh,” tambahnya.
Pakistan melancarkan serangan balasan di dalam wilayah India dan Kashmir yang dikelola India setelah New Delhi menargetkan pangkalan udara di dalam Pakistan pada malam tanggal 10 Mei.
India dan Pakistan mengalami salah satu permusuhan terburuk awal bulan ini, yang dipicu oleh serangan tanggal 22 April di Kashmir yang dikelola India, di mana orang-orang bersenjata tak dikenal menewaskan 26 orang, sebagian besar wisatawan India, di lokasi wisata Pahalgam.
Baca Juga: Jerman Pertimbangkan Pembatasan Ekspor Senjata ke Israel
New Delhi menuding Pakistan yang mendukung kelompok penyerang, tetapi Pemerintah Islamabad membantahnya dan menawarkan penyelidikan yang netral.
Insiden itu menyebabkan saling tuding dan bantah, yang akhirnya meningkat menjadi serangan udara. Ketegangan sedikit mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata pada 10 Mei, yang masih berlaku hingga kini. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Akan Pangkas 6.900 Pekerja Sebagai Bagian Efisiensi Global