Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa militernya akan “tetap berada di sebagian besar Jalur Gaza,” yang bertentangan dengan rencana yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.
“Kami akan membebaskan semua sandera kami, dalam keadaan hidup dan sehat, sementara [militer Israel] akan tetap berada di sebagian besar Jalur Gaza,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang dibagikan Selasa (30/9) pagi.
Ia juga menambahkan bahwa rencana tersebut telah “membalikkan keadaan dan mengisolasi Hamas” dengan persyaratan yang menguntungkan Israel.
Namun, pernyataannya tampaknya bertentangan dengan detail rencana Trump, yang menetapkan bahwa “Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza,” dan bahwa militernya akan ditarik secara bertahap hingga ditarik sepenuhnya, kecuali untuk kehadiran sementara di perimeter keamanan.
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza pada Selasa Menewaskan 30 Orang
Poin ke-3 dari rencana 21 poin yang dilaporkan oleh The Times of Israel menyatakan bahwa “Pasukan Israel akan mundur ke garis pertempuran sejak proposal [utusan khusus AS Steve] Witkoff diajukan untuk mempersiapkan pembebasan sandera.”
Tidak disebutkan proposal Witkoff yang mana, meskipun ada beberapa. Namun, versi terbaru yang diterbitkan pada Senin (29/9) oleh Gedung Putih menyatakan bahwa “Pasukan Israel akan mundur ke garis yang disepakati.”
Dilaporkan bahwa poin tersebut merujuk pada peta baru yang disertakan dalam versi terbaru yang menggambarkan tiga fase penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Seperti yang disebutkan Netanyahu dalam videonya, peta tersebut menunjukkan bahwa pasukan Israel akan dapat tetap berada di sebagian besar Jalur Gaz,a bahkan setelah penarikan pertama pasukan Israel sebagai persiapan pembebasan semua sandera.
Baca Juga: AL Israel Bersiap Adang Armada Global Sumud Flotilla
Mereka kemudian akan dapat tetap berada di posisi tersebut hingga Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) negara-negara Arab dan Muslim siap dikerahkan, demikian dinyatakan dalam rencana tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Diberi Waktu 72 Jam oleh Trump, Hamas Belum Keluarkan Tanggapan