Gaza, MINA – Tentara Zionis Israel mengakui pada Senin (15/7) bahwa mereka mengalami kekurangan tank dan amunisi untuk menghadapi perlawanan pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Militer mengatakan dalam pengajuan ke Mahkamah Agung Israel, banyak tanknya rusak selama agresi di Gaza dan amunisinya terbatas.
Pengakuan itu dibuat sebagai tanggapan terhadap petisi yang menuntut penggabungan tentara wanita ke dalam Korps Lapis Baja Angkatan Darat.
“Jumlah tank operasional di korps tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan perang dan untuk melakukan eksperimen,” kata surat kabar itu, mengutip berkas pengadilan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Menurut laporan, Kepala Staf Angkatan Darat, Herzi Halevi memutuskan untuk menunda pengerahan pasukan wanita dalam posisi tempur hingga November 2025 karena kekurangan yang parah.
Melansir Anadolu Agency, militer Israel menyebut, setidaknya 682 tentara Israel tewas dan lebih dari 4.100 lainnya terluka sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023.
Meski menurut sejumlah pengamat militer, angka itu seharusnya lebih besar namun Israel diduga menutupinya.
Sementara itu, hampir 38.700 warga Palestina telah syahid, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 89.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sembilan bulan lebih sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant