Gaza, MINA – Militer Israel dilaporkan selama agresi zionis Israel mengalami krisis yang parah, dan berperang melawan pejuang gerakan perlawana Palestina Hamas, ini dimulai pada akhir November 2023.
Dilaporkan dua perwira pasukan pertahanan Israel (IDF) melarikan diri dari medan peperangan bersama dengan unit mereka dari medan perang Gaza.
Mereka melarikan diri dengan alasan tidak menerima bantuan militer setelah disergap oleh puluhan pejuang Palestina.
Buntutnya dua perwira tersebut kini dipecat. Selain itu banyak tentara Israel yang menolak ikut berperang.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Menurut laporan program KAN ‘Hazet Hayom’, pada Rabu (18/1), hampir setengah dari batalion yang baru dibentuk menolak pergi ke Gaza, dan perang melawan Hamas, dengan alasan kurangnya pelatihan, mengutip Palestine Chronicle.
“Pejuang cadangan yang dipanggil untuk berlatih sebelum pembentukan Brigade ‘Hashomer’ mengkritik keras kesenjangan serius dalam peralatan, profesionalisme, kurangnya tenaga kerja dan terutama fakta bahwa di tengah pelatihan mereka diberitahu bahwa mereka memasuki Jalur Gaza tanpa pelatihan yang diperlukan,” kata laporan itu.
“Yang membuat para pejuang takjub, Mayor Jenderal mengumumkan bahwa telah diputuskan untuk membawa batalion jauh ke dalam Jalur Gaza tanpa persiapan,” tambah laporan tersebut.
Beberapa relawan militer Israel meninggalkan pelatihan dengan tuduhan kurangnya kepercayaan dan peralatan. “Kami belum siap untuk mengambil tanggung jawab,” kata para relawan militer Israel tersebut.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Meskipun tentara Israel mengklaim bahwa 593 tentara Israel telah terbunuh dalam Perang Gaza dan lebih dari 3.000 orang terluka, namun diperkirakan sesuai laporan medis yang dipublikasikan di surat kabar Israel menunjukkan bahwa sebenarnya jumlahnya jauh lebih tinggi. (T/R4/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat