Tel Aviv, MINA – Perkiraan di dalam militer Israel menunjukkan kekurangan yang signifikan dalam jumlah pasukan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fase operasi selanjutnya di Jalur Gaza, dengan defisit diperkirakan setidaknya 10.000 tentara, menurut laporan dari Channel 12 milik Israel.
Dilansir dari Al Mayadeen, menurut saluran tersebut pada Selasa (12/8), militer telah mengidentifikasi celah terkait kekurangan suku cadang untuk beberapa kendaraannya akibat perusahaan asing memboikot Israel, sebuah perkembangan yang terjadi di saat militer bersiap untuk memperluas perangnya di Jalur Gaza.
Rencana untuk menguasai Kota Gaza menempatkan militer Israel di depan tantangan yang sulit dan mahal, karena akan melibatkan operasi di wilayah perkotaan terpadat di wilayah Palestina.
Kota Gaza memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Jalur Gaza, dengan perkiraan sebelum perang lebih dari 760.000 orang, menurut angka resmi Palestina, dari total populasi sekitar 2,4 juta di wilayah tersebut.
Baca Juga: 15 Warga Palestina Gugur Akibat Serangan Israel di Gaza
Jumlah penduduk kota tersebut bertambah selama perang yang berlangsung selama 22 bulan, karena banyaknya pengungsi yang melarikan diri ke sana untuk menghindari pengeboman Israel.
Kota Gaza kini dipenuhi dengan tempat penampungan dan tenda darurat yang sering kali didirikan di atas reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: IRGC: Rezim Israel Tergetkan Wartawan untuk Kubur Bukti Kejahatannya