Tel Aviv, MINA – Militer Israel telah menerbitkan 1.126 surat perintah penangkapan untuk para pemukim ultra-Ortodoks Israel (Haredim), setelah mereka menolak datang ke pusat-pusat pelatihan dinas militer.
Pasukan pendudukan Israel telah berupaya merekrut para pemukim dari komunitas ultra-Ortodoks selama berbulan-bulan, namun, sebagian besar dari mereka yang dipanggil menolak. Komunitas tersebut berpendapat dinas militer berbenturan dengan keyakinan agama mereka dan secara konsisten menghindari wajib militer karena takut akan “sekularisasi”. Almayadeen melaporkan, Rabu (20/11).
Karena kerugian yang diderita dalam perang multi-front Israel di Gaza dan Lebanon, menjadi keharusan bagi militer untuk merekrut individu-individu dari komunitas tersebut untuk menutupi kekurangan sumber daya manusia.
“Dari 3.000 orang ultra-Ortodoks yang menerima perintah [wajib militer], 1.126 orang diberi surat perintah penangkapan bagi mereka yang tidak melapor ke perintah pertama dan kedua,” Brigadir Jenderal Shay Taib, Kepala Divisi Perencanaan dan Manajemen Personalia Direktorat Personalia di IOF, mengatakan pada pertemuan Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Knesset.
Baca Juga: Kasus Malnutrisi Penuhi RS Kamal Adwan di Gaza Utara
Setelah itu, mereka akan menerima panggilan untuk perekrutan segera, dan siapa pun yang tidak datang akan dinyatakan sebagai pembangkang.
Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah dengan Haredim, tetapi juga berdampak pada pemerintahan Israel, di mana menteri sayap kanan mengancam akan membubarkan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Undang-undang wajib militer juga menjadi salah satu alasan utama pemecatan Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant sebelumnya. Taib mengatakan, Polisi Militer rezim tersebut melakukan penangkapan terhadap para pemukim yang tidak datang ke pusat-pusat militer, tetapi akan menunggu hingga secara resmi dinyatakan sebagai penghindar wajib militer dan menyerahkan masalah tersebut kepada Polisi Israel.
Menteri Keamanan saat ini, Israel Katz, hanya mengeluarkan 1.000 dari 7.000 perintah wajib militer yang diminta kepada para pria dari komunitas ultra-Ortodoks. Pada putaran sebelumnya, kurang dari 10% dari 3.000 orang yang dipanggil untuk bertugas, menurut media Israel.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Semakin memperumit situasi, Militer Israel mengatakan mereka membutuhkan 10.000 tentara tambahan untuk melaksanakan operasinya, namun hanya dapat menampung 3.000 pria ultra-Ortodoks, karena “kebutuhan tambahan” mereka. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina