Gaza City, 5 Shafar 1434/8 Desember 2013 (MINA) – Mesir membuka kembali perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza pada Ahad (8/12) ini selama tiga hari.
“Pihak berwenang Mesir telah memberitahukan, pintu perbatasan Rafah akan dibuka hingga Selasa,” kata Maher Abu Sabha, Direktur Jenderal Administrasi Umum Perlintasan Perbatasan Kementerian Dalam Negeri Palestina di Jalur Gaza.
Dia menambahkan, pintu perbatasan Rafah tersebut akan beroperasi selama enam jam per hari dan hanya akan mengizinkan masuknya warga Palestina ke Mesir dengan kebutuhan kemanusiaan, Anadolu Agency melaporkan dan dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Ahad (8/12).
Menurutnya, terbukanya perbatasan Rafah diprioritaskan bagi pengunjung dari Jalur Gaza yang tidak dapat menyeberang ke Mesir pekan lalu.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Seorang pejabat Perlintasan Perbatasan Mesir yang tidak disebutkan namanya menegaskan pembukaan kembali pintu perbatasan Rafah dengan mengatakan, prioritas pengunjung akan diberikan kepada pasien medis dan warga Gaza dengan kebutuhan kemanusiaan.
Sementara Duta Besar Palestina untuk Kairo, Barakat Al-Farra, mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat Sabtu (7/12), ia diberitahu oleh pihak Mesir bahwa penyeberangan Rafah terbuka lima jam selama tiga hari mulai pukul sembilan pagi (waktu setempat).
Pemerintah Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak kudeta militer 3 Juli 2013 lalu menggulingkan presiden Mesir terpilih Muhammad Mursi.
Pada pekan terakhir, pemerintah Mesir telah berulang kali menutup atau membuka sebagian perbatasan Rafah, satu-satunya cara penduduk Gaza dapat memasuki dunia luar setelah tujuh tahun embargo penjajah Israel terhadap daerah kantong Palestina itu.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Kebijakan tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar dan masuk Jalur Gaza-Mesir terdampar di kedua sisi perbatasan, Al-Resalah melaporkan.
Militer Mesir juga telah meluncurkan kampanye besar-besaran untuk menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir, yang dalam beberapa tahun terakhir telah digunakan menyalurkan kebutuhan pokok sekitar 1,8 juta warga Gaza. (T/P012/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza