Kairo, 13 Ramadhan 1434/21 Juli 2013 (MINA) – Pasukan keamanan Mesir menyerbu kantor stasiun TV satelit milik Iran, Al-Alam di Kairo. Mereka menyita peralatan kantor tersebut dan melakukan penyelidikan terhadap pimpinannya.
Militer Mesir menahan Ahmad al-Sioufi yang menjabat sebagai kepala biro Kairo Al-Alam, Sabtu (20/7).
Stasiun TV Al-Alam melalui situs resminya melaporkan bahwa pasukan keamanan Mesir menyita peralatan komunikasi milik kantor mereka tanpa memberikan penjelasan sebelumnya.
Militer Mesir menolak memberikan keterangan atas tindakan menyita kantor stasiun TV tersebut, namun salah seorang sumber dari keamanan Mesir menkonfirmasi berita tersebut dan mengatakan bahwa penyerbuan dilakukan karena kantor tersebut telah beroperasi tanpa izin resmi.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Militer Mesir telah menutup beberapa stasiun Berita, termasuk salah satu yang dioperasikan oleh Ikhwanul Muslimin, setelah mantan presiden, Muhammad Mursi, digulingkan oleh militer.
Pada 3 Juli 2013, pasukan keamanan Mesir juga menyerbu kantor saluran TV satelit Al-Jazeera Mubasher Misr, dan menahan setidaknya lima karyawan.
Sementara itu, sejumlah wartawan dan koresponden saluran TV satelit berjaga-jaga di depan kantor Persatuan Jurnalis di Kairo. Mereka mengutuk penahanan terhadap fotografer Al-Jazeera Mubasher Misr, Muhammad Badr yang ditangkap oleh keamanan saat meliput peristiwa penyerangan oleh sejumlah aparat terhadap demonstran pendukung Mursi di Ramsis Square, Selasa lalu (16/7).
Para wartawan tersebut menggambarkan sikap berjaga-jaga mereka sebagai bentuk rasa takut akan kemunduran kebebasan pers di Mesir, mengingat pembatasan-pembatasan berita yang sedang gencar dilakukan pihak berwenang Mesir saat ini, lembaga kajian yang didirikan oleh mahasiswa Indonesia di Mesir, Studi Informasi Alam Islami (SINAI) melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Stasiun TV satelit Al-Jazeera Mubasher Misr, mulai mengudara kembali setelah revolusi 2011 yang telah menggulingkan mantan presiden Hosni Mubarak.
Sejak saat itu, Al-Jazeera Mubasher Misr dituduh oleh oposisi Mesir menjadi bersimpati kepada presiden terpilih secara demokratis Muhammad Mursi dan partai politiknya Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul Muslimin yang memiliki stasiun TV sendiri juga terpaksa berhenti mengudara dan pengelolanya telah ditangkap tak lama setelah Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer Mesir, mengumumkan bahwa Mursi dan staf pemerintahannya telah dicabut dari jabatannya pada Rabu (3/7).
Pihak Militer Mesir juga menutup dua stasiun TV lainnya, Al-Hafiz dan Al-Nas, setelah Mursi ditumbangkan. (T/P012/P02)
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Mi’raj News Agency (MINA)