Teheran, 12 Rajab 1438/9 April 2017 (MINA) – Para pimpinan militer Rusia dan Iran berjanji untuk melanjutkan dukungannya kepada Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menyerang fasilitas dan pangkalan udara militer Suriah dengan 59 rudal jelajah Tomahawk.
Berbicara melalui telepon, pada hari Sabtu (8/4), Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dari Iran dan Jenderal Rusia Valery Gerasimov, mengutuk operasi AS terhadap Suriah yang dinilai merupakan agresi terhadap negara yang merdeka.
Kedua kepala staf militer itu menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan AS bertujuan memperlambat kemenangan tentara Suriah dan sekutunya dan justru memperkuat kelompok “teroris”.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Mereka berjanji untuk melanjutkan kerja sama militer mereka dalam mendukung Presiden Suriah sampai kekalahan total “teroris” dan orang-orang yang mendukungnya. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Iran dan Rusia adalah sekutu terdekat Assad dan mereka melabel semua penentang pemerintah sebagai “teroris”.
Pemerintah Iran dan Rusia telah membela Assad terhadap tuduhan Barat bahwa pasukannya melakukan serangan senjata kimia pada hari Selasa (4/4) di kota Khan Sheikhum, provinsi Idlib yang dikuasai oposisi. Serangan kimia itu menewaskan sedikitnya 86 warga sipil.
Oposisi Suriah dan para pendukungnya telah menolak klaim pemerintah Suriah dan Moskow, bahwa warga sipil terkena bahan kimia yang mematikan setelah gudang senjata oposisi dihantam rudal serangan udara.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritik timpalannya dari AS Donald Trump atas serangan rudal AS.
“Orang yang kini di kantor di Amerika mengklaim bahwa ia ingin memerangi terorisme, tapi hari ini semua teroris di Suriah merayakan serangan AS,” katanya. (T/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun