Ankara, MINA – Delegasi militer Turki dan Rusia pada Rabu (16/9) mengadakan pertemuan membahas perkembangan di kota Idlib, timur Suriah.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa para delegasi membahas situasi saat ini di wilayah Idlib, MEMO melaporkan.
Pada 5 Maret, Turki dan Rusia sepakat menghentikan aktivitas militer di Idlib setelah eskalasi kekerasan yang dilaporkan menyebabkan hampir satu juta orang mengungsi.
Di bawah pakta tersebut, pasukan Turki dan Rusia telah melakukan patroli bersama di sepanjang jalan raya M4 yang menghubungkan timur dan barat Suriah serta mendirikan koridor keamanan di kedua sisinya. Patroli pertama berlangsung pada 15 Maret.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Idlib telah lama dikepung oleh pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan sekutunya, dengan gencatan senjata sebelumnya telah rusak oleh pelanggaran.
Pemerintah Ankara dan Moskow mendukung pihak yang berlawanan di Suriah. Rusia, bersama dengan Iran, mendukung pasukan Presiden Bashar Al-Assad, sementara Turki mendukung pasukan oposisi yang mencoba menggulingkannya. Turki menguasai kota perbatasan Ras Al-Ain tahun lalu dalam serangan untuk memukul mundur pejuang Kurdi Suriah, yang dianggap Ankara sebagai kelompok teroris.
Sejak April 2018, serangan terhadap kubu oposisi terakhir telah meningkat secara dramatis dan menyebabkan gelombang baru pengungsi bergerak menuju perbatasan Turki. Turki saat ini menampung 3,5 juta warga Suriah. (T/R7/RI-1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)