Khartoum, MINA – Faksi militer Sudan yang bertikai, Selasa (2/5), menyetujui prinsip gencatan senjata selama tujuh hari mulai 4 Mei hingga 11 Mei 2023, Middle East Monitor melaporkan.
Kementerian Luar Negeri Sudan Selatan, yang menawarkan untuk menengahi konflik menekankan pentingnya gencatan senjata yang lebih lama dan menunjuk utusan untuk pembicaraan damai yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Namun kredibilitas kesepakatan gencatan yang dilaporkan antara panglima Angkatan Darat Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan dan pemimpin paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, tidak jelas, mengingat masih terjadi pelanggaran yang merusak perjanjian sebelumnya.
Perang Sudan memaksa lebih dari 100.000 orang melarikan diri melintasi perbatasannya dan pertempuran yang kini memasuki pekan ketiga itu menciptakan krisis kemanusiaan.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Konflik berisiko berkembang menjadi bencana yang lebih luas dan pertempuran menghambat pengiriman bantuan.
Presiden Mesir, Abdel-Fattah Al-Sisi, mengatakan Kairo akan memberikan dukungan untuk dialog di Sudan antara faksi-faksi yang bersaing, tetapi juga berhati-hati untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka.
“Seluruh wilayah dapat terpengaruh,” katanya dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Jepang. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan