Tel Aviv, 12 Shafar 1436 H/5 Desember 2014 M (MINA)– Akibat bocornya pipa minyak Eilat Asheklon Pipeline Company (EAPC) dekat perbatasan Yordania, sebagian wilayah Israel mengalami kerusakan lingkungan parah. Israel menyebutnya sebagai salah satu bencana lingkungan terburuk Israel dan gas beracunnya sangat mengganggu kesehatan masyarakat.
Pipa minyak mentah di dekat Evrona, selatan Israel bocor sejak Rabu (3/12) malam dan mengakibatkan sungai minyak di padang pasir. Para pejabat Israel memprediksi upaya pembersihan memakan waktu bertahun-tahun, seperti dilaporkan RT media yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Belum jelas mengapa sampai terjadi kebocoran, tapi soal jutaan liter minyak mentah itu pasti berbahaya, baik untuk hewan dan lingkungan itu sendiri,” kata perwakilan Kementerian Lingkungan Israel, Guy Samet.
Samet mengatakan, diperkirakan 4,3 mil aliran minyak membanjiri wilayah Israel yang merupakan rumah bagi populasi pohon palem.
Baca Juga: PM Spanyol: Kami Tidak akan Izinkan Rencana Trump Gusur Gaza
“Ini merupakan peristiwa kecelakaan paling parah di Israel,” kata Samet.
Juru bicara Perusahaan EAPC, Ronen Moshe mengatakan, tumpahan terjadi karena adanya pekerjaan persiapan pembangunan bandara internasional di Timna, Israel selatan.
“Puluhan orang yang dilibatkan untuk mengurusi Setelah kejadian itu, dan tumpahan tidak mempengaruhi pasokan” kata Moshe Rabu malam.
Pekerja EAPC bergabung dengan petugas pemadam kebakaran Israel dan pasukan penyelamat saat ini tengah bekerja menghentikan kebocoran. Route 90, jalan utama ke Eilat ditutup sementara menunggu pekerjaan selesai.
Baca Juga: Spanyol Janji Lakukan yang Terbaik untuk Bangun Kembali Gaza
Menurut Haaretz, meskipun perbatasan Yordania tetap dibuka, pejabat Yordania mengatakan bahwa lebih dari 80 warganya di Aqaba juga mendapat perawatan medis akibat kecelakaan itu.
Pipa minyak mentah sepanjang 153-mil yang menghubungkan Asheklon ke pantai Mediterania, dibuat pada 1960 untuk transportasi minyak Iran ke Eropa. Tetapi, sejak revolusi Iran 1979, pipa itu di bawah kontrol seiring terputusnya hubungan Iran-Israel. (T/P010/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Prihatin AS Keluar dari WHO