Srinagar, MINA – Dalam respon marahnya terhadap pembatasan pemerintah pada dirinya dan para pemimpin lain dari Kepemimpinan Perlawanan Bersama (HRL) Kashmir, Mirwaiz Umar Farooq pada Senin (21/5) mengeluarkan pesan tegas melalui media sosial.
Dalam pesan videonya yang berdurasi 30 menit, Mirwaiz menegaskan, perjuangan Kashmir bukan untuk pengembangan jalan atau mencari paket ekonomi, tetapi murni mencari hak untuk menentukan nasib sendiri seperti yang dijanjikan oleh para pemimpin India sendiri.
Tanpa menyebut nama Perdana Menteri India, pernyataan Mirwaiz itu mengomentari beberapa peresmian proyek pembangunan di Kashmir yang dilakukan oleh Narendra Modi.
Tidak diizinkannya ia datang ke acara penghormatan ke-28 tahun kematian ayahnya, Mirwaiz Moulana Muhammad Farooq, Mirwaiz menggunakan Facebook dan Twitter untuk berbicara kepada publik, demikian Greater Kashmir melaporkan.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Dalam pesan 30 menitnya, Mirwaiz mengatakan, keluarganya telah menderita sejak 1947 ketika Muhajir-e-Milat, Moulana Mirwaiz Muhammad Yousuf Shah diminta meninggalkan Kashmir bersama keluarganya.
“Orang-orang Kashmir telah banyak berkorban sejak tahun 1947 untuk hak yang dijanjikan kepada mereka. Kami tidak menuntut sesuatu yang baru, tetapi hak kelahiran kami yang pasti untuk menentukan nasib sendiri,” tegasnya.
Dia menambahkan, hak itu telah dijanjikan kepemimpinan India di LalChowk di Srinagar.
“Menghubungkan isu Kashmir dengan pembangunan adalah langkah terencana untuk mengalihkan perhatian masyarakat dunia dari situasi tanah yang sebenarnya di sini,” kata Mirwaiz. “Kami tidak akan membiarkan itu terjadi.” (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina