Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misteri dua anak Pakistan, hidup siang hari dan “mati” saat malam

Rudi Hendrik - Senin, 9 Mei 2016 - 15:12 WIB

Senin, 9 Mei 2016 - 15:12 WIB

440 Views

(Foto: Metin Aktas - Anadolu Agency )

Islamabad, 2 Sya’ban 1437/9 Mei 2016 (MINA) – Dua anak laki-laki Pakistan mengalami keanehan dengan sehat di saat siang hari tapi berubah “mati” saat malam.

Ketika matahari terbenam, energi kedua anak berusia 9 dan 12 tahun itu benar-benar hilang, keduanya tidak dapat bicara atau merasa haus dan lapar, sehingga dokter pun bingung dengan fenomena itu.

Setiap malam keduanya menjadi lumpuh hingga matahari terbit dan keduanya normal seperti tidak pernah sakit.

“Ini seperti baterai, mereka mati setelah matahari terbenam,” kata Mohammed Hashim tentang anak-anaknya kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Amnesty International Desak Pakistan Akhiri Penyiksaan dan Pengusiran Pengungsi Afghanistan

Dia mengatakan, anak-anaknya kehilangan semua indera dan kemampuannya untuk melakukan apa-apa ketika matahari terbenam.

“Mereka tidak makan, minum, atau bahkan pergi ke kamar mandi. Lalu ketika matahari terbit, mereka kembali normal,” kata Hashim yang tinggal di sebuah desa dekat kota barat daya Quetta.

Dari keenam anaknya, Hasyim mengatakan, dua meninggal saat bayi, dan dua lainnya berada dalam kesehatan yang normal, tidak seperti dua saudaranya yang bergantung kepada matahari.

Anak-anak yang juga dikenal dengan nama “anak-anak matahari” di Pakistan itu, sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit pemerintah di ibukota Islamabad.

Baca Juga: Israel Sahkan Undang-Undang Reformasi Peradilan yang Kontroversial

Seorang pejabat rumah sakit yang berbicara secara anonim mengatakan, keadaan vegetatif mereka dimulai secara bertahap pada saat matahari terbenam dan menjadi lumpuh total saat kegelapan total jatuh.

“Penyakit ini bahkan tidak memiliki nama,” kata pejabat itu.

Kondisi yang tidak biasa itu membuat dokter heran. Para doketer mencoba untuk mencari tahu penyebab dan bagaimana mengobatinya.

Tiga belas dokter yang berpengalaman dan 32 spesialis medis saat ini ditugaskan dan mengambil sampel darahnya lalu dikirim ke luar negeri untuk diteliti secara rinci.

Baca Juga: Produsen Mobil Eropa ‘Sangat Khawatir’ dengan Tarif Baru AS

Ilker Yilmaz, seorang nephrologist Akademi Kedokteran Militer Gulhane (GATA) di Ankara yang tidak terlibat dalam perawatan keduanya, berspekulasi bahwa anak-anak itu mungkin menderita gangguan hormonal.

“Hormon melatonin mengatur tidur, mengingat jumlah siang hari yang seseorang dapat, dan saldo dengan malam hari,” katanya. “Tapi kasus seperti (melatonin gangguan) biasanya terlihat di negara-negara Nordik, di mana siang hari terbatas dan individu memiliki cukup melatonin.” (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: PM Lebanon Tegas Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Rekomendasi untuk Anda