Ankara, 30 Syawwal 1436/15 Agustus 2015 (MINA) – Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Misy’al, membantah tuduhan baru terhadap Hamas yang disebut sebagai kelompok penganggu di negeri Suriah dan Mesir.
“Adopsi Hamas dari kebijakan kami adalah non-interferensi dalam hal urusan internal negara lain,” kata Misy’al saat bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu di Ankara beberapa waktu lalu.
“Tidak perlu sampai harus memeriksa anggota Hamas, sudah jelas tuduhan itu tidak memiliki dasar,” imbuhnya, demikian The Palestinian Information Center dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hubungan Hamas dengan negara-negara Arab bertujuan memobilisasi dukungan perjuangan bangsa untuk kemerdekaan Palestina.
Baca Juga: Pemerintah Palestina Desak Komunitas Internasional Hentikan Kekejaman Israel di Gaza
Isu yang mengatakan Hamas sebagai pengganggu urusan kepemerintahan negara tetangga dikatakan Misyal sebagai tuduhan yang tidak memiliki dasar yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pada Rabu (12/8), Misy’al mengawali pertemuan keduanya dengan Presiden dan Perdana Menteri Turki di Ankara, di mana pada pertemuan itu membahas perkembangan regional dan internasional terbaru yang mempengaruhi perjuangan Palestina.
Sebelumnya, awal tahun ini, Misyal bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan saat dirinya mengikuti kongres tahunan dengan Partai Keadilan dan Pembangunan Turki. Kedua pihak membahas masalah Palestina dan cara untuk mengangkat pengepungan yang sulit di Gaza.
Misy’al juga baru-baru ini semakin aktif mengadakan pertemuan dengan para pemimpin negara-negara tetangganya. Misy’al sebelumnya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Doha dan menerima undangan resmi untuk mengunjungi Ibukota Rusia, Moskow.
Baca Juga: Israel Musnahkan 902 Keluarga di Gaza dan Hapus KK-nya
Beberapa pekan sebelumnya, Kepala Biro Politik Hamas itu juga melakukan kunjungan ke Arab Saudi, di mana ia bertemu Raja Salman Bin Abdul Aziz.
Serangkaian pertemuan penting dan mendesak juga dilakukan oleh Misy’al dengan pejabat-pejabat tinggi Eropa dan delegasi, terutama mantan Utusan Kuartet Timur Tengah, juga mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair untuk membahas kemungkinan cara untuk menstabilkan gencatan senjata di Jalur Gaza yang diblokade. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ini Dia 8 Tentara Israel yang Tewas Disergap Hezbollah