Masjid-Katedral-Moskow-300x158.jpg" alt="Masjid Katedral Moskow (Potho: Onislam)" width="300" height="158" /> Masjid Katedral Moskow (Potho: Onislam)
Moskow, 4 Dzulhijjah 1436/18 September 2015 (MINA) – Moskow rencananya akan me-launching kembali Masjid Katedral Moskow pada malam Idul Adha.
Masjid yang menghabiskan waktu empat tahun renovasi itu, bisa menampung 10.000 jamaah, seperti ditulis Onislam dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Peresmian masjid tersebut direncanakan akan dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan para oemimpin dunia lainnya.
Renovasi dan perluasan masjid tersebut mencapai 20 kali lipat lebih besar dari sebelumnya daengan luas tanah 19.000 meter persegi (204.000 kaki persegi).
Baca Juga: PM Spanyol: Kami Tidak akan Izinkan Rencana Trump Gusur Gaza
Menurut wakil ketua pertama dari Dewan Mufti Rusia, Rushan Abbyasov mengatakan Masjid Katedral Moskow akan memainkan peran penting dalam kebangkitan spiritual.
“Masjid Katedral Moskow adalah indikator terang kebangkitan spiritual ini. Masjid ini melengkapi arsitektur “emas-templed Moskow,” katanya.
Turki Diyanet Foundation, sebuah lembaga urusan agama Turki sangat berperan besar dalam membantu desain interior masjid itu.
“Masjid Katedral Moskow ditutupi dengan daun emas. Menaranya mencerminkan menara dari Moskow dan Kazan Kremlins. Menara itu tampak seperti Spasskaya Tower of Kremlin Moskow dan juga Syuyumbike Tower, yang terletak di wilayah Kazan Kremlin,” katanya.
Baca Juga: Spanyol Janji Lakukan yang Terbaik untuk Bangun Kembali Gaza
Islam adalah agama terbesar kedua di negara itu, di Ortodoks Rusia. Ada sekitar 23 juta Muslim di Federasi Rusia berpusat di utara Kaukasus, yang mewakili sekitar 15 persen dari populasi 145 juta tersebut.
Menurut Russia Today, para ahli mengatakan, pada 2050, umat Islam akan meningkat sekitar setengah dari penduduk Rusia, itu yang membuatnya menjadi salah satu negara terbesar di dunia.(T/P004/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Prihatin AS Keluar dari WHO