REKONSILIASI.png" border="0" width="450" height="287" style="float: left;margin: 5px" />
Gaza City, 25 Jumadil Akhir 1435/ 25 April 2014 – Rusia memuji kesepakatan yang dicapai Fatah dan Hamas untuk membentuk pemerintah persatuan dan melakukan pemilihan legislatif serta presiden Palestina.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, Moskow memandang positif pada proses rekonsiliasi antara Palestina, yang dimulai dengan kunjungan delegasi Fatah dipimpin Azzam Al-Ahmad ke Jalur Gaza. Lapor Middle East Monitor (MEMO) seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Kemenlu Rusia mengatakan, “Kami menganggap ini sebagai langkah yang benar, kecuali Palestina bersatu di atas dasar Organisasi Pembebasan Palestina dan inisiatif perdamaian Arab, maka mustahil memenuhi aspirasi sah rakyat Palestina dan mencapai perdamaian abadi antara Israel dan Palestina atas dasar hukum internasional.”
Baca Juga: Mengaku Salah soal Israel, Anggota Parlemen Inggris Putuskan Cabut Dukungan
Dia menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan yang terbaik untuk memberikan dukungan bagi Palestina untuk membantu mencapai persatuan
Setelah melalui pembicaraan lebih 12 jam sejak kedatangan rombongan delegasi PLO ke Jalur Gaza Selasa (24/4), telah dicapai kata sepakat untuk menerapkan butir-butir rekonsiliasi yang telah disepakati sebelumnya dalam pertemuan di Kairo maupun Dhoha.
Keputusan rekonsiliasi bersama antara Hamas dan Fatah dibacakan di kediaman Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya, di camp Pengungsi Pantai Shati. Haniya yang didampingi oleh Azam Al Ahmad, Mahmud Zahar, Musa Abu Marzuk, Musthafa Barghuti, dan para petinggi dari kedua faksi lainnya membacakan hasil rekonsiliasi yang telah disepakati oleh kedua pihak.
“Perpecahan telah berakhir,” kata Haniya setelah membaca keputusan kesepakatan rekonsiliasi, seperti dilaporkan koresponden MINA di jalur Gaza, Palestina, Kamis.
Baca Juga: Baru Tepilih, Bagaimana Sikap Paus Leo XIV soal Genosida Gaza?
Pernyataan yang dibacakan oleh Ismail Haniya tersebut sangat menekankan kepada terealisasinya berbagai kesepakatan baik di Doha maupun di kairo. Diantaranya akan melaksanakan pemilu dalam waktu 6 bulan setelah ditandatanganinya kesepakatan tersebut.
Hasil kesepakatan itu juga akan melaksanakan pertemuan secara berkala setelah diaktifkannya kembali PLO setidaknya lima minggu setalah ditandatanganinya perjanjian rekonsiliasi tersebut.
Persatuan Palestina merupakan impian rakyat Palestina, setelah terjadinya berbagai peristiwa yang merugikan Palestina secara keseluruhan dan tepecah belahnya dua faksi besar yaitu Hamas dan Fatah. Perpecahan yang menguntungkan Israel ini akhirnya diselesaikan dengan terjadinya rekonsiliasi antara kedua faksi besar tersebut. (T/Fauziah/P08-IR)
Baca Juga: PBB: Tidak Ada Lagi Suplemen Pencegah Malnutrisi yang Tersisa di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Tutup 6 Sekolah PBB untuk Warga Palestina di Yerusalem Timur