Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MS. KABAN: 2019 PARTAI ISLAM SULIT BERSATU

Septia Eka Putri - Sabtu, 14 November 2015 - 16:40 WIB

Sabtu, 14 November 2015 - 16:40 WIB

343 Views ㅤ

Ketua Umum Partai Bulan Bintang, M. S. Kaban, Suripto Ketua Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Suharso Monoarfa anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan aktivis Indonesia dari partai PPB, Eggy Sudjana dan beberapa ormas Islam lainnya
Ketua Umum Partai Bulan Bintang, M. S. Kaban, Suripto Ketua Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (<a href=

PKS), Suharso Monoarfa anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan aktivis Indonesia dari partai PPB, Eggy Sudjana dan beberapa ormas Islam lainnya" width="300" height="241" /> Ketua Umum Partai Bulan Bintang, M. S. Kaban, Suripto Ketua Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Suharso Monoarfa anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan aktivis Indonesia dari partai PPB, Eggy Sudjana dan beberapa ormas Islam lainnya

Jakarta, 2 Safar 1437/14 November 2015 (MINA) – MS. Kaban Ketua Umum Partai Bulan Bintang, mengatakan pada 2019 partai Islam tetap sulit untuk bisa bersatu. Hal itu disampaikannya dalam acara diskusi “Partai Islam Kini dan Nanti” di Tebet Jakarta (13/11).

“Kita berada di titik harapan, karena memang langkah penggerakan harus dilakukan dari sekarang, dilihat dari partai plotik yang ada sekarang ini mengalami degradrasi,” ujar Kaban kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Kita semua mengalami degradasi, katakanlah partai nasionalis atau religius dan sekuler, semua mengalami degradasi. Jadi saat ini semua orang mencari kebenaran, tentu kita berharap kekuatan politik Islam bisa mengkonsolidasi sehingga apapun ceritanya, para takoh-tokoh Islam yang ikut punya kemampuan yang bisa diterima oleh publik internasional maupun nasional,” jelas Kaban.

Kaban mengatakan, para tokoh yang terlihat masih dalam penjajakan, terkadang muncul dan hilang.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Tapi kita berharap mungkin 2017 terlihat, meskipun banyak persoalan kriminalisasi dan terjebaknya para tokoh Islam, ini strategi orang dalam menjebak,” jelasnya.

Menurutnya, persoalan yang paling mendasar dihadapi partai Islam di Indoensia adalah dihadapkan pada persoalan ekonomi dimana terjadi kesenjangan yang sangat tinggi. “Ini tentu bagi partai Islam akan sangat sulit dan berat,” tegasnya.

Ia menambahkan, sebaiknya perjuangan politik Islam tumbuh secara konstitusional. Karena itu perlu dicari solusi bagaimana mengatasi masalah tersebut, misalnya dengan memperbaiki sistem yang ada.

Kaban mengatakan, menurut pengalaman di Indonesia, kudeta pernah gagal, tapi revolusi atau dengan gerakan massa justeru berhasil. Apakah fenomena sejarah masa lalu berlangsung kembali ketika sistem tidak bisa mengakomodir, dan masyarakat berfikir apakah itu bisa menjadi alternatif.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Mustika Institute dan Rasil Netwok itu turut menghadirkan Suripto Ketua Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Suharso Monoarfa anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan aktivis Indonesia dari partai PPB, Eggy Sudjana dan beberapa ormas Islam lainnya. (L/P007/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Timur Tengah
Palestina
Internasional