Gaza, MINA – Lembaga medis kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) mengkritik mekanisme distribusi bantuan yang didukung AS dan Israel di Jalur Gaza, di tengah laporan pembunuhan massal terhadap warga sipil yang kelaparan oleh pasukan Israel.
MSF mengatakan, mencari makanan tidak boleh menjadi “hukuman mati.” Quds News Network (QNN) melaporkan.
“Setiap hari warga Palestina mengalami pembantaian dalam upaya mereka untuk menerima pasokan dari jumlah bantuan yang tidak mencukupi yang mengalir ke Gaza,” kata MSF pada Selasa (17/6) dalam sebuah pernyataan.
“Saya melihat orang-orang tercabik-cabik. Itu bencana. Mencari makanan tidak boleh menjadi hukuman mati,” kata dokter anak MSF, Dr. Wafaa Abu Nemer.
Baca Juga: UNRWA: Sektor Kesehatan Gaza Kritis Akbat Serangan Israel
“Dalam situasi yang mengerikan ini, tidak ada yang dapat menggantikan Rumah Sakit Nasser, satu-satunya jalur kehidupan yang tersisa di Selatan. Namun rumah sakit tersebut kelebihan kapasitas dan beroperasi dengan persediaan yang terbatas, sehingga sangat berbahaya dan hampir mencapai titik kritis,” kata Aitor Zabalgogeazkoa pula, koordinator darurat MSF.
Sebelumnya, setidaknya 60 pencari bantuan syahid dan 200 lainnya terluka di dekat lokasi distribusi bantuan yang baru didirikan dan dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sheikh Ekrima Sabri: Israel Gunakan Perang untuk Perketat Kontrol atas Masjid Al Aqsa