Brussel, 10 Rabi’ul Akhir 1437/20 January 2016 (MINA) – Tanggapan Uni Eropa terhadap krisis pengungsi tidak hanya “kegagalan yang membawa bencana,” tetapi telah menciptakan bisnis yang menguntungkan bagi para penyelundup manusia, Doktor Tanpa Tapal Batas (MSF) menyatakan.
Dalam laporan yang dirilis Selasa (19/1), MSF menghimpun kesaksian para stafnya, pasien dan data medis yang merinci krisis pengungsi dan migran terburuk yang dialami Eropa sejak Perang Dunia II.
Bukan saja Uni Eropa dan pemerintah Eropa secara kolektif telah benar-benar gagal mengatasi krisis, tetapi fokus mereka pada kebijakan pencegahan bersama dengan respon mereka yang kacau pada kebutuhan kemanusiaan dari mereka yang lari meninggalkan tanah air semakin memperburuk kondisi ribuan pria, wanita dan anak-anak yang rentan, ” kata Brice de le Vingne, direktur operasi MSF, dalam pernyataannya, Selasa (19/1). Demikian World Bulletin melaporkan, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Kelompok tersebut mendesak Uni Eropa agar menciptakan rute aman dan legal bagi orang-orang yang mencari suaka, termasuk di perbatasan darat antara Turki dan Yunani, untuk menekan permintaan pada jaringan penyelundupan manusia.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Jauh dari membendung aliran pengungsi dan migran, kurangnya bantuan Eropa dan pembatasannya terhadap gerakan mereka telah betul-betul memaksa orang yang sangat membutuhkan pertolongan ini mengorbankan kehidupan dan kesehatannya, sehingga mereka terpaksa menggunakan layanan para penyelundup dan menempuh rute berbahaya, termasuk menyeberangi Laut Mediterania dan Laut Aegea yang sangat ganas, ” kata MSF dalam laporannya.
Menurut MSF, lebih dari 1 juta orang melarikan diri ke Eropa pada 2015. (T/P002/R07)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel