Istanbul, MINA – Seorang mahasiswa Jepang yang belajar tentang teologi di Turki menyatakan ingin membantu menyebarkan Islam di negara asalnya.
Ali Hiroaki Kawanishi, yang belajar teologi Kristen di Universitas Doshisha di Kyoto, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa setelah masuk Islam, ia menjadi Ph.D. kandidat di Kalam (teologi skolastik Islam) di Jerman.
“Selama belajar agama Kristen, kuliah diberikan di fakultas untuk memberikan informasi singkat tentang berbagai agama seperti Islam dan Yudaisme. Saya juga menghadiri kelas-kelas ini. Saya belajar hal-hal yang berbeda dari Islam yang saya tahu (sebelumnya),” kata Kawanishi.
Mahasiswa tersebut menjelaskan bagaimana dia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim: “Suatu hari saya bangun dan memutuskan untuk masuk Islam.”
Baca Juga: Walid Barakat Bebas Setelah 42 Tahun di Penjara Suriah
“Hari itu, tanpa ragu, saya pergi ke masjid dan menjadi seorang Muslim. Dalam arti yang sebenarnya, tidak ada sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah. Saya bisa mengatakan, ‘Saya telah diberkati dengan Islam’,” katanya.
Kawanishi mengatakan pada tahun 2015 ia memulai gelar master dalam program Studi Peradaban di Universitas Ibn Haldun di Istanbul, Turkiye dan ia juga belajar ilmu-ilmu Islam di Yayasan Penelitian dan Pendidikan Istanbul (ISAR).
Memperhatikan bahwa dia melanjutkan gelar doktoralnya di Universitas Tubingen Jerman, dia mengatakan kebiasaannya tidak banyak berubah setelah dia menjadi seorang Muslim, tetapi dia menjalani kehidupan yang lebih sehat.
Mengatakan ingin belajar teologi Islam di Jepang, Kawanishi menambahkan dia belum pernah mendengar ada rekan Jepang yang bekerja di bidang teologi Islam di Jepang atau Eropa.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
“Situasi ini sangat spesial bagi saya. Saya menikmati ini,” katanya.
“Jika saya bisa membuat satu orang bahagia dengan membantu menyebarkan Islam di Jepang di masa depan, saya akan sangat senang,” katanya. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran