Tokyo, 23 Rabi’ul Akhir 1437/2 Februari, 2016 (MINA) – Tanggal 1 Februari ditetapkan sebagai “Hari Hijab Dunia”. Sekitar 140 negara ikut berpartisipasi merayakan acara tahunan tersebut melalui perwakilan dutabesar mereka di berbagai negara.
Salah satunya negara dengan mayoritas penduduk beragama Budha yakni, Jepang ikut serta mewarnai acara “World Hijab Day” yang pertama kali dipelopori oleh orang Amerika Serikat tersebut.
Menanggapi “Hari Hijab Dunia”, salah satu mualaf muslimah Jepang, Nur Arisa Maryam mengatakan bahwa ia berharap acara ini akan menumbuhkan rasa pentingnya berhijab.
“Saya berharap acara ini membuat banyak orang memahami jilbab itu penting di negara non-Islam dan juga mendorong muslim yang belum menggunakan jilbab (agar menggunakannya),” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Biasanya orang muslim yang berada disekitar Tokyo, Jepang berkumpul di Masjid Jami Tokyo & Turkish Culture Centre, Shibuya, Tokyo, Jepang. Mereka mengadakan berbagai acara untuk mendakwahkan ajaran Islam bagi warga Tokyo sekitar.
Arisa-San, begitu sapaan sopan di Jepang mengatakan, salah satu agenda kegiatan di Masjid Jami Tokyo adalah Wisata Masjid, mengajarkan kepada warga apa itu tentang Islam.
“Kita memiliki acara untuk dakwah di Jepang dan di Masjid Jami Tokyo, dan kami mengadakan wisata masjid setiap pekan. Banyak orang Jepang bergabung studi wisata Islam,” ujarnya.
Lahir dan besar di Jepang, Nur Arisa Maryam adalah nama ia setelah menjadi seorang muslim. Didampingi Prof. Misbah ur-Rahman Yousfi dan dihadiri lebih dari 10 orang muslimah lainnya, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Jami Tokyo pada 17 Januari 2015 lalu.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
World Hijab Day
Dalam laman resmi World Hijab Day menyebutkan bahwa acara tahunan yang jatuh pada 1 Februari tersebut dipelopori oleh warga New York, Amerika Serikat bernama Nazma Khan, guna untuk mengkampanyekan toleransi beragama dan pemahaman kepada wanita muslim maupun non-muslim.
Nazma menuturkan alasannya mengapa ia mencetuskan Hari Hijab Dunia, karena deskriminasi yang ia alami saat berada di bangku sekolah di New York.
“Tumbuh di Bronx, New York City, saya mengalami banyak deskriminasi karena jilbab yang saya kenakan,” ia menggambarkan.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
“Di sekolah menengah, saya dijuluki Batman atau Ninja. Ketika aku memasuki universitas setelah tragedi 9/11, saya dipanggil Osama bin Laden atau teroris. Itu mengerikan. Saya pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah jika kita meminta rekan-saudara kita mengalami jilbab sendiri. ” tuturnya. (L/M09/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon