Jakarta, MINA – Seorang muallaf asal Jepang, Kyoichiro Sugimoto Salman menceritakan kepada peserta seminar tentang peluang dan tantangan dakwah di negaranya.
“Di Jepang, orang Islam masih sangat sedikit. Hanya sekitar 200 ribu orang, kebanyakan ekspatriat (orang non Jepang). Maka peluangnya sangat besar,” paparnya di hadapan para peserta seminar dakwah di Jepang, yang diselenggarakan oleh World Halal Industrial Trade and Alliances (WHITA), Selasa (22/8).
Sugimoto juga mengatakan, orang Jepang relatif mudah menerima Islam asalkan para da’i bisa menerangkan tentang Islam secara logis dan simpel.
Oleh karenanya, ia mengajak para pendakwah, khususnya dari Indonesia untuk berdakwah di Jepang karena peluangnya sangat besar.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
Sementara itu tantangannya bahwa kebanyakan orang Jepang memeluk agama Sinto yang mempercayai banyak dewa.
Sebagian orang Jepang juga membaca media-media yang menyudutkan Islam sehingga mereka memiliki anggapan negatif terhadap Islam.
Mualaf asal daerah di Chiba juga mengatakan, saat ini ada 120 masjid di Jepang. Hal ini meningkat masif dibandingkan dengan tahun 1990 lalu yang hanya dua masjid.
World Halal Industrial Trade and Alliances (WHITA) adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam perdagangan halal khususnya di Jepang, dengan visi membangun kehidupan Sosial dan Ekonomi Halal sesuai ajaran Islam dengan mengedepankan kepentingan masyarakat (Umat) di atas kepentingan pribadi. (L/P2/RS2)
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)