Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mudik Lebaran, Wujud Cinta dan Bakti pada Orangtua

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Bakti kepada orang tua adalah bagian dari wujud benarnya iman kepada Allah (foto: ig)

MUDIK Lebaran adalah tradisi yang telah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Momentum ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul dengan keluarga besar, tetapi juga sebuah bentuk nyata dari upaya berbakti kepada orangtua.

Dalam Islam, berbakti kepada orangtua adalah salah satu amal yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Allah SWT dan Rasulullah SAW menegaskan pentingnya berbakti kepada orangtua, baik dalam keadaan mereka masih hidup maupun telah tiada.

Lantas, bagaimana tradisi mudik ini bisa selaras dengan syariat Islam, dan apa saja bentuk konkret dari berbakti kepada orangtua?

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

Baca Juga: Hakikat Kembali kepada Fitrah: Sebuah Tinjauan Ilmiah dan Syar’i

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا،… (الاسرآء [١٧]: ٢٣)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.” (QS. Al-Isra: 23).

Rasulullah SAW juga bersabda:

ٱلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ ٱلْأُمَّهَاتِ (رواه النساء)

Baca Juga: 10 Hakikat Mudik bagi Seorang Muslim

“Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu.” (HR. An-Nasa’i).

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya berbakti kepada orangtua sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Dalam tradisi mudik, nilai-nilai ini dapat diwujudkan dalam interaksi dengan orangtua, seperti menunjukkan rasa hormat, membantu kebutuhan mereka, dan mempererat hubungan kekeluargaan.

Tradisi Mudik dalam Perspektif Syariat Islam

Mudik dapat menjadi sarana untuk menyambung silaturahmi, yang merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يُوَسَّعَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخارى و مسلم)

Baca Juga: Tradisi Mudik, Sejak Kapan Dilakukan?

“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, penting untuk memastikan bahwa mudik dilakukan sesuai syariat, seperti menjaga niat untuk beribadah, menghindari pemborosan, dan memastikan perjalanan dilakukan dengan cara yang halal.

Keutamaan Berbakti kepada Orangtua

Berbakti kepada orang tua memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  1. Ridha Allah Bergantung pada Ridha Orang Tua
    Rasulullah SAW bersabda:

    Baca Juga: Urgensi Rukyatul Hilal sebagai Bagian Dari Syariat Islam

    رِضَا ٱللَّهِ فِي رِضَا ٱلْوَالِدِ وَسَخَطُ ٱللَّهِ فِي سَخَطِ ٱلْوَالِدِ (رواه الترمذى)

    “Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua, dan murka Allah tergantung pada murka orangtua.” (HR. Tirmidzi).

  1. Jaminan Masuk Surga
    Berbakti kepada orangtua adalah salah satu jalan menuju surga, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.

“رَغِمَ أَنْفُهُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ”. قِيلَ: مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: “مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ”. (رواه اللبخارى)

bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Celakalah, celakalah, celakalah!” Ditanyakan: “Siapa yang celaka, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Orang yang mendapati kedua orangtuanya yang sudah tua, salah satu atau keduanya, tetapi dia tidak masuk surga (karena tidak berbakti kepada mereka).”
(HR. Al- Bukhari).

  1. Mendapatkan Keberkahan Hidup
    Berbuat baik kepada orangtua akan mendatangkan keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  1. مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمُرِهِ، وَيُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. (رواه احمد)

.
“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung tali silaturahmi.”
(HR. Ahmad,

Baca Juga: Palestina: Tanah Suci yang Terlupakan

 

Berbakti kepada Orangtua yang Telah Meninggal

Berbakti kepada orangtua tidak berhenti meskipun mereka telah meninggal dunia. Beberapa cara untuk tetap berbakti adalah:

  1. Mendoakan Mereka
    Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا مَاتَ ٱلْإِنسَانُ ٱنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم)

Baca Juga: Munculnya Kabut Tebal di Akhir Zaman

“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

  1. Melanjutkan Amal Kebajikan Mereka
    Melanjutkan sedekah jariyah, membayar utang, atau memenuhi wasiat orang tua adalah bentuk bakti yang sangat dianjurkan.
  2. Memperbanyak Amal Saleh atas Nama Mereka

Kita dapat bersedekah, membaca Al-Qur’an, atau melaksanakan haji dan umrah atas nama orang tua yang telah tiada.

Lalu, apa saja persiapan untuk mudik:

Persiapan Fisik dan Mental
Mudik lebaran adalah tradisi yang membutuhkan persiapan matang, termasuk dari segi fisik dan mental, agar perjalanan lancar dan aman. Berikut adalah uraian singkat tentang persiapan fisik dan mental yang penting:

Baca Juga: Keluarnya Binatang dari Perut Bumi: Tanda Besar Akhir Zaman

Persiapan Fisik

Kesehatan tubuh:

Pastikan tubuh dalam kondisi prima dengan cukup istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi sebelum perjalanan.

Lakukan pemeriksaan kesehatan jika diperlukan, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu.

Baca Juga: Mudik Simbol Kebersamaan

Kesiapan kendaraan:

Periksa kendaraan secara menyeluruh, termasuk mesin, rem, ban, dan bahan bakar.

Siapkan perlengkapan darurat seperti ban cadangan, alat reparasi, dan kotak P3K.

Bekal perjalanan:

Baca Juga: Dakwah yang Menggugah: Ketika Etika dan Adab Menjadi Kunci Keberhasilan

Bawa makanan ringan, air minum, dan obat-obatan pribadi.

Siapkan pakaian yang nyaman untuk perjalanan, terutama jika perjalanan memakan waktu lama.

Persiapan Mental

Kesabaran:

Baca Juga: Tunaikan Zakat Fitrah, Penyempurna Puasa Ramadhan

Mudik sering kali menghadapi kemacetan. Siapkan mental untuk tetap tenang dan sabar selama perjalanan.

Manajemen emosi:

Hindari stres atau rasa tergesa-gesa yang dapat memengaruhi konsentrasi selama berkendara.

Libatkan anggota keluarga dalam suasana yang menyenangkan dengan berbincang atau mendengarkan musik.

Rencana perjalanan:

Tentukan jadwal perjalanan yang fleksibel untuk menghindari puncak arus mudik.

Siapkan alternatif rute untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas.

Dengan mempersiapkan fisik dan mental secara optimal, perjalanan mudik lebaran bisa menjadi pengalaman yang nyaman, aman, dan menyenangkan.

Bawa oleh-oleh yang bermakna
Membawakan oleh-oleh sederhana namun bermakna bagi orang tua dapat menjadi bentuk kasih sayang yang tulus.

Luangkan Waktu Berkualitas
Hindari terlalu banyak bermain gawai atau sibuk dengan hal lain saat bersama orang tua. Manfaatkan waktu untuk berbicara dan mendengarkan cerita mereka.

Mudik Lebaran bukan sekadar tradisi pulang kampung, melainkan sebuah wujud nyata dari berbakti kepada orang tua. Dengan menjalankan tradisi ini sesuai tuntunan Islam, kita tidak hanya mempererat silaturahmi tetapi juga memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Mari jadikan momen mudik sebagai ladang amal yang penuh berkah, baik untuk orang tua yang masih hidup maupun yang telah tiada. Semoga setiap langkah dalam perjalanan mudik kita menjadi saksi cinta dan bakti kepada orang tua, serta mengantarkan kita menuju ridha Allah dan surga-Nya. Aamiin. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia