Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muflihuddin: Santri Al-Fatah Juga Harus Paham Sejarah Indonesia

Nur Hadis - Kamis, 1 Oktober 2020 - 12:09 WIB

Kamis, 1 Oktober 2020 - 12:09 WIB

10 Views

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Mudirus Shuffah Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muflihuddin, Lc., mengatakan seluruh santri Al-Fatah tidak hanya harus paham sejarah Islam secara umum, tetapi juga harus paham sejarah nasional Indonesia.

“Salah satunya adalah mengenal apa dan siapa itu PKI dan track recordnya di Indonesia dan dunia,” ujarnya saat pembukaan acara Nonton Bareng film G30S/Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diadakan di Masjid An-Nubuwwah, Al-Muhajirun, Negararatu, Natar,  Rabu malam (30/9).

Ia juga mengatakan setiap org beriman wajib belajar sejarah yang benar,  1/3 Al-Qur’an berisi sejarah, dan sejarah pasti berulang.

“Sejarah memang ada yang putih dan hitam. Sejarah putih (kemenangan perang, kemajuan peradaban dan lainnya), harus dijadikan acuan oleh setiap mu’min untuk meraih hal yang sama di masa mereka masing-masing, tidak boleh hanya sekedar menjadi kenangan indah sehingga terbuai dan tak pernah berbuat apa-apa,” jelasnya.

Baca Juga: Pesantren Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama dengan UIN Syarif Hidayatullah

Jika sejarah itu hitam, lanjutnya, berarti kekalahan, penindasan, kemunduran dan lainnya, harus dijadikan pelajaran dan peringatan bagi tiap mu’min agar jangan mengalami hal yang sama.

Menurutnya, musuh Islam ingin selalu melupakan sejarah mereka, sebab semua sejarah mereka buruk, penuh kesyirikan, kekufuran, kebodohan (jahiliyah), ketrbelakangan dan kegelapan.

“Kalaupun ada kemenangan, itupun buruk untuk diceritakan, sebab orang lain akan tahu jika mereka kejam, bengis, sadis, pengkhianat, tidak berperikemanusiaan, gila dan lain lain,” tegasnya.

Oleh karena itu, mereka ingin selalu melupakan sejarah dan tidak mau melihat orang lain membaca sejarah mereka yang sebenarnya, termasuk tidak suka jika film G30S/PKI ditayangkan lagi.

Baca Juga: Rancang Baterai Kendaraan Listrik, Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Raih Dana Hibah 5 Miliar

Acara nobar yang diadakan tiap tahun ini diikuti lebih dari 1.000 santri tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), serta asatidz (guru-guru) dan tetap mematuhi protokol kesehatan. (L/cha/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Rekomendasi untuk Anda