Riyadh, 25 Muharram 1437/7 November 2015 – Mufti Agung Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh, mengecam kelompok teroris Islamic State (ISIS/Daesh) sebagai organisasi korup dan tidak Islami.
Arab News melaporkan, Sabtu (7/11), seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Al-Asheikh, 74, berbicara pada sebuah seminar berfokus pada cara-cara melawan organisasi ISIS di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh, Kamis (5/11).
Ia juga mengatakan ISIS mengikuti sebuah ideologi yang tidak memiliki hubungan paralel dalam sejarah Islam.
Dia mengungkapkan para anggota ISIS hanya bisa digambarkan sebagai penjahat yang mememiliki rencana merusak negara dan menumpahkan darah Muslim. Hal itu sebagaimana aksi jahat mereka di Irak, Suriah, dan di tempat lain.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Mereka yang bergabung dengan organisasi itu (ISIS) adalah orang-orang naif dan miskin pengetahuan,” kata Al-Asheikh, yang juga menjabat Ketua Komite Tetap untuk Penelitian Islam dan Penerbitan Fatwa.
Sementara itu, Sulaiman Al-Ruhaili, seorang profesor studi Islam dan anggota Komite Rekonsiliasi, meminta kepada seluruh pemerintah Muslim untuk berperang melawan Daesh guna melindungi dunia Muslim dari gerakan makar organisasi teroris yang merusak citra Islam.
Ia mengatakan, berjuang melawan Daesh, kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi, adalah bentuk terbesar dari Jihad karena anggota ISIS adalah penjahat, murtad, dan bersalah membunuh Muslim, perempuan, dan anak-anak di Suriah dan di tempat lain.
Ia menyatakan sebagai contoh, anggota Daesh ‘bodoh’ karena ketika mereka membunuh seorang pria Saudi mereka memperdebatkan apakah Islam memperbolehkan tubuhnya untuk difoto. Demikian pula, saat mereka memenggal kepala seorang perempuan Kurdi dengan pisau dan kemudian berdebat apakah mereka harus menyentuh rambutnya.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Al-Ruhaili mengungkapkan, para anggota ISIS terlibat dalam aksi penghasutan terhadap penganut-penganut Muslim baru di kawasan Eropa, dan menculik perempuan dan anak-anak. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris