Kota Al-Quds, MINA – Mufti Kota Al-Quds (Yerusalem) dan Palestina, Syaikh Mohammad Hussein, mengecam kunjungan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence ke Masjid Ibrahimi di kota Hebron, selatan Tepi Barat yang diduduki.
“Masjid Ibrahimi adalah masjid Islam dan tempat ibadah bagi umat muslim saja. Apa yang dilakukan Wapres AS adalah tindakan provokatif dan sangat berbahaya. Otoritas pendudukan (Israel) harus menanggung konsekuensinya,” kata Mufti dalam sebuah pernyataan resmi yang dilaporkan Kantor Berita Wafa, Jumat (11/3).
Mufti, yang merupakan otoritas agama Muslim tertinggi di Palestina, mengatakan Israel mengizinkan orang Yahudi untuk berdoa di Masjid Ibrahim, juga dikenal sebagai Gua Para Leluhur, setelah membaginya antara Muslim dan Yahudi.
Pembagian tersebut menyusul terjadinya pembantaian di mana seorang pemukim Yahudi anggota gerakan teroris Kach Israel melepaskan tembakan ke arah jamaah Muslim yang melakukan shalat subuh di masjid pada 25 Februari 1994, menewaskan 29 orang dan melukai puluhan lainnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Otoritas pendudukan Israel, setelah pembantaian itu, ironisnya malah menghukum para korban Palestina dan memberi penghargaan kepada para penjahat ketika membagi masjid dan mengizinkan orang-orang Yahudi untuk berdoa di daerah-daerah tertentu, kadang-kadang membatasi akses umat Islam ke sana atau melarang adzan dari menaranya.
Syaikh Hussein menyerukan kepada dunia Arab dan Islam, serta Organisasi Kerjasama Islam, Liga Arab, dan UNESCO, yang pada Juli 2017 mengeluarkan resolusi menetapkan Masjid Ibrahimi sebagai situs warisan dunia Palestina dalam bahaya.
Selain itu kepada organisasi internasional untuk memberikan perlindungan terhadap tempat-tempat suci keagamaan di Palestina yang diduduki dan mencegah Israel mengambil alih Masjid Ibrahimi dan mengubah karakter Islamnya.
Pada Rabu (9/3), Pence mengunjungi Masjid Ibrahimi ditemani oleh anggota parlemen sayap kanan dan fasis Israel, Itamar Ben Gvir, yang saat ini memimpin kampanye untuk mengusir beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki dan menggantinya dengan pemukim Yahudi.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mantan Wapres AS itu juga ditemani Baruch Marzel, anggota kelompok teror Kach yang dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen karena pandangan ekstrim sayap kanan dan rasisnya terhadap Palestina dan Arab pada umumnya dan hasutan untuk melakukan kekerasan.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza