Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUFTI LEBANON AJAK UMAT ISLAM BERSATU HADAPI ZIONIS

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 29 Juli 2014 - 18:18 WIB

Selasa, 29 Juli 2014 - 18:18 WIB

1347 Views

Mufti Lebanon Syaikh Qabbani (foto: tayyar)
<a href=

Mufti Lebanon Syaikh Qabbani (foto: tayyar)" width="350" height="233" /> Mufti Lebanon Syaikh Qabbani (foto: tayyar)

Beirut, 2 Syawal 1435/29 Juni 2014 (MINA) – Mufti Besar Lebanon, Syaikh Dr. Muhammad Rasyid Qabbani dalam khutbah Idul Fitri di Masjid Muhammad Al-Amin pusat kota Beirut, Lebanon, Senin (28/7), mengajak umat Islam untuk bersatu menghadapi Zionis Internasional.

Syekh Qabbani, ulama Sunni terkemuka Lebanon, mengatakan, saat ini terjadi penghancuran dan kengerian di negeri-negeri Muslim, terutama kawasan Arab, akibat proyek Zionis memecah belah umat Islam.

Syaikh Qabbani mengatakan, kunci untuk mengatasi semua problematika tersebut adalah dengan bersatunya kaum Muslimin seluruh dunia, Tayyar al-Mustaqbal melaporkan, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

“Kesatuan dan persatuan bangsa Arab dan negeri-negeri Muslim di dunia merupakan kekuatan terhebat menghadapi musuh-musuhnya,” seru alumnus Al-Azhar Kairo tersebut.

Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’

Apalagi, menurutnya, menghadapi serangan militer Zionis Israel ke Jalur Gaza, dan untuk kemerdekaan Palestina secara keseluruhan, memerlukan kesatuan langkah negeri-negeri Muslim.

“Di mana kalian wahai bangsa Arab dan kaum Muslimin? Ketahuilah, jihad  menghadapi musuh bersama Zionis Israel yang sedang menduduki kota suci Al-Aqsha adalah kewajiban setiap individu Muslim,” tegas Syaikh Qabbani, yang juga anggota Rabithah al-‘Alam al-Islami berpusat di Makkah al-Mukarramah.

Selain itu, Syaikh Qabbani menyesalkan adanya peristiwa pengusiran warga Kristen di Mosul, Iraq utara.

“Aksi pengusiran bukanlah ketentuan Islam, Islam tidak pernah mengajarkan seperti itu, dan akibat dari itu semua berdampak pada kengerian di kawasan Arab,” tambahnya.

Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera

Daulah Khilafah

Media berbahasa Arab al-‘Alam memberitakan, Daulah Khilafah versi ISIS (Islamic State of Iraq and al-Sham) atau ISIL (Islamic State of Iraq and Levant) mengusir orang-orang Kristen dari Mosul, Irak Utara.

Mereka dipaksa oleh kelompok yang disebut juga dengan al-Dawlah al-Islamiyyah fi al-‘Iraq wa al-Sham (DA’ISH) pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi untuk memeluk Islam, atau membayar upeti (jizyah), atau dibunuh atau diusir dari daerah tersebut dengan meninggalkan seluruh hartanya.

Ini untuk pertama kali dalam 1.600 tahun terakhir, terjadi pengusiran warga Irak beragama Kristen yang tinggal di kota itu. Padahal sebelumnya, Irak merupakan rumah bagi lebih dari satu setengah juta warga Kristen, yang merupakan keturunan dari komunitas Kristen tertua di Irak. Kehidupan mereka relatif damai meskipun waktu itu tinggal di bawah sistem tirani Saddam Hussein.

Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun

Keprihatinan juga dilontarkan oleh Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki, yang tidak membenarkan tindakan pengusiran itu.

Pada Ahad (29/6/14) lalu, ISIS mengumumkan berdirinya Daulah Khilafah dengan wilayah kekuasaan meliputi dari Aleppo di Suriah hingga Diyala di Irak timur.

Abu Muhammad al-Adnani melalui situs internet dan Twitter bahwa menyatakan, kekhalifahan tersebut dalam bentuk Daulah Islam dengan Abu Bakar al-Baghdadi sebagai khalifahnya.

Sementara itu dalam siaran persnya Jama’ah Muslimin (Hizbullah) wadah kesatuan umat Islam berpusat di Indonesia menyatakan, masalah deklarasi Daulah Khilafah di Irak memang merupakan masalah bagi kaum Muslimin, mengingat khilafah merupakan suatu yang wajib bagi kaum Muslimin.

Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza

Khilafah merupakan suatu yang wajib bagi kaum Muslimin dan pasti, bukan suatu khayalan atau utopia. Namun, hendaknya dalam menegakkan Khilafah sebagai wujud kesatuan umat Islam wajib mengacu pada Al-Quran dan As-Sunnah,dilandasi keikhlasan dan musyawarah, dan tidak dengan saling membunuh.(T/R1/IR).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pemimpin Suriah Beri Ucapan Selamat kepada Trump

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Kolom
Breaking News
Breaking News
Hafi-Suyanto
Indonesia
Timur Tengah