Yogyakarta, MINA – Mufti Negeri Perlis Malaysia, Prof. Dr. Mohd Asri ibn Zainul Abidin mengatakan, Islam sangat menekankan persatuan umat yang melintasi batas geografis dan sekat-sekat imajiner berdasar suku bangsa.
“Di kawasan Asia Tenggara sendiri, persatuan umat Islam serumpun antar bangsa Indonesia dan bangsa Malaysia kerap terusik oleh berbagai isu-isu primordial yang merusak semangat al-ummah al-wakhidah (umat yang satu),” kata Mufti Prof. Mohd Asri dalam Tabligh Akbar bertemakan “Persatuan Umat (Tauhid al-Ummah)” di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
“Bayangkan Malaysia dan Indonesia, kita adalah umat yang satu, umat Islam, sekian lama kita telah disatukan, ditarik pada perkara-perkara yang boleh memecahbelahkan persaudaraan Islam,” ujarnya.
Menurutnya persoalan ukhuwah di antara sesama kaum muslimin merupakan masalah lama yang berlangsung selama berabad-abad.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Mufti Mohd Asri mengatakan, jika kondisi umat yang terpecah belah seperti sekarang mirip gambaran hadis Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang menyatakan kondisi umat muslim akhir zaman kualitasnya seperti buih ombak, terombang ambing tanpa memiliki kendali.
“Meski umat muslim saat ini berjumlah 1,8 milyar orang, tapi umat muslim tak banyak bicara, bahkan mendapatkan diskriminasi dan tertinggal di berbagai belahan dunia,” kata Mufti Mohd Asri.
Keadaan inilah yang melatarbelakangi penguatan komitmen ukhuwah antara Negeri Perlis dan Muhammadiyah.
“Saya ingin memberitahu bahwasanya tujuan kedatangan kami ke sini ialah untuk mengukuhkan hubungan al-ukhuwah al-Islamiyah, hubungan persaudaraan antar Islam di antara kita,” ucapnya.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
“Bagaimana bapak ibu sekalian supaya kita dari Malaysia, dari Indonesia, kita dapat membuang perasaan benteng-benteng geografi ini dan merasakan kita adalah umat yang satu dan bekerja sama dalam membangunkan umat kita. Jika Arab gagal, kita tak patut gagal di kawasan Asia Tenggara ini. Umat Islam Indonesia 200 juta dicampur Malaysia dan Thailand mungkin lebih 250 juta, jumlah yang lebih besar dari bangsa Arab,” imbuhnya.
Karena potensi besar umat muslim Asia Tenggara, terutama dari bangsa serumpun Malaysia dan Indonesia untuk kembali membawa marwah dunia Islam, maka Mufti Mohd Asri berharap persatuan umat muslim Indonesia dan Malaysia sebagaimana persatuan iman antara Suku Auz dan Khazraj.
Mufti Mohd Asri lantas mengutip Surat Ali Imran ayat 103 yang berisi seruan untuk berpegang teguh pada tali Allah dan meninggalkan perpecahan. “Kita patut menjadi contoh bagi kesatuan ini. Itu hasrat, kami datang untuk menghantar cincin pertunangan supaya kita dapat berkahwin, menjadi umat. Kita mulakan dengan ormas seperti Muhammadiyah dengan Negeri Perlis, kemudian kita sebarluaskan, adapun benteng-benteng (perusak persatuan) yang lama itu kita pecahkan,” pungkasnya.
Mufti Mohd Asri datang di Yogyakarta memimpin rombongan Jawatankuasa Fatwa Negeri Perlis Malaysia sejak sehari yang lalu, Rabu (1/3) untuk bersilaturahmi dengan Persyarikatan Muhammadiyah.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Silaturahim ini juga untuk mengokohkan berbagai kerja sama antara Muhammadiyah dan Negeri Perlis pasca berdirinya Universitas Muhammadiyah Antara Bangsa di Negeri Perlis, Malaysia. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air