Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUHAMMAD BILALI, CENDEKIAWAN MUSLIM PERTAMA DI AMERIKA

Rendi Setiawan - Rabu, 12 November 2014 - 05:42 WIB

Rabu, 12 November 2014 - 05:42 WIB

1138 Views

(Foto: Last Islamic History)
(Foto: Last Islamic History)

(Foto: Last Islamic History)

Masyarakat Muslim Amerika saat ini menganggap bahwa Islam hadir di Amerika kurang dari 100 tahun. Banyak Muslim Amerika adalah imigran yang datang dari Timur Tengah dan Asia Selatan.

Sebuah penelitian sejarah menunjukkan,Islam telah berada di Amerika jauh lebih lama dari itu. Selain adanya kemungkinan penjelajah Muslim dari al-Andalus (Spanyol) dan Afrika Barat, Islam tiba di pantai Amerika melalui perdagangandari abad ke-16 hingga 19 M. Dari perdagangan itu, ratusan ribu imigran tiba di Amerika. Salah satu yang paling terkenal dan unik adalah kisah Muhammad Bilali.

Perdagangan Budak

Mayoritas negara-negara Eropa mulai menjajahi Dunia Baru pada tahun 1500-an karena adanya permintaan tenaga kerja murah. Pekerja perkebunan, pertambangan, dan peternakan dari seluruh Amerika Utara dan Selatan terbukti tidak cocok karena kurangnya kekebalan terhadap penyakit Eropa. Akibatnya, kekuatan Eropa seperti Inggris, Perancis, Portugal dan Spanyol mulai berlayar mengarungi lautan menuju Afrika, mencari sumber tenaga kerja yang bisa mereka eksploitasi.

Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad

Dengan demikian, pedagang Eropa mulai tiba di pelabuhan di Afrika mencari budak. Umumnya, orang Eropa tidak pergi dan menangkap budak sendiri. Sebaliknya, mereka biasanya akan membayar penguasa lokal untuk berperang dengan komunitas Afrika lainnya, menangkap prajurit dan menjualnya.

Para penguasa Afrika akan dibayar dengan senjata yang selanjutnya akan melanggengkan siklus kekerasan dan perbudakan. Seluruh sistem pekerjaan, perkembangan sosial, politik, dan ekonomi Afrika, dan hasil genosida ini masih dirasakan di Afrika saat ini.

Perkiraan lebih dari 12 juta orang Afrika secara paksa diambil dari tanah air mereka untuk melayani tuan-tuan di Eropa,  20% dari mereka mati di perjalanan trans-Atlantik yang dikenal sebagai Passage Tengah. Karena banyak perdagangan budak difokuskan pada Afrika Barat, sejumlah besar budak itu adalah Muslim. Kerajaan savana dari Mali dan Songhai sudah lama menjadi pusat-pusat peradaban Islam di Afrika Barat dan populasi Muslim besar yang ada di wilayah tersebut.

Muhammad Bilali

Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina

Salah satu dari banyak budak Muslim dibawa ke Amerika adalah Muhammad Bilali. Dia berasal dari suku Fulbe dan lahir sekitar tahun 1770 di kota Timbo, tempat yang sekarang dinamakan Guinea. Dia berasal dari keluarga terdidik, dan menerima tingkat pendidikan yang tinggi di Afrika. Sebelum ditangkap sebagai budak di akhir 1700-an, dia fasih dalam bahasa Fula dan bahasa Arab serta memiliki pengetahuan tentang studi Islam tingkat tinggi, termasuk Hadis, Syariah, dan Tafsir. Bagaimana ia ditangkap tidak diketahui, tetapi ia awalnya dibawa ke sebuah  perkebunan di pulau di Karibia, kemudian dia tiba di Sapelo Island, di lepas pantai Georgia di Amerika Serikat bagian selatan.

Di Sapelo Island, Bilali cukup beruntung memiliki Thomas Spalding sebagai tuannya. Sementara kondisi di selatan sangat merugikan para budak, mereka dipaksa untuk bekerja sepanjang hari dan sering ditolak kebutuhan pokoknya seperti pakaian dan tempat tinggal yanglayak.  Spalding memberikan kebebasan tertentu untuk budaknya. Dia tidak mendorong para budaknya untuk bekerja lebih dari enam jam per hari, dan bahkan memungkinkan budak Muslim untuk menjalankan ritual agama mereka secara terbuka, kebebasan yang langka dan jarang ditemui di dalam Kristen . Bilali bahkan diizinkan untuk membangun sebuah masjid kecil di perkebunan, yang menjadi masjid pertama di Amerika Utara.

Karena tingkat pengetahuan Bilali yang relatif tinggi tentang Islam, ia memiliki derajat tersendiri dimata tuannya. Dia diandalkan oleh pemiliknya untuk mengurus banyak administrasi perkebunan dan beberapa ratus budaknya. Mungkin hal yang paling luar biasa dari seorang Bilali atas kepercayaan tuannya yselama Perang 1812 antara Amerika Serikat dan Inggris.

Spalding dilaporkan meninggalkan perkebunan dengan keluarganya, takut serangan Inggris, dan memerintahkan Bilali untuk bertanggung jawab atas perkebunannya. Dia bahkan memberi Bilali 80 senapan untuk membela kebunnya yang didistribusikan di antara penduduk perkebunan Muslim. Fakta bahwa pemilik budak percaya bahwa Bilali begitu banyak membawanya manfaat seperti bisa memberikan kontrol perkebunan bersama.

Baca Juga: Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham

Dokumen Bilali

(Foto: Last Islamic History)

(Foto: Last Islamic History)

Sebagai seorang Muslim terdidik dari Afrika Barat, Bilali tidak diragukan lagi membawa pendidikan Islam ke Amerika. Hal ini dibuktikan oleh naskah tiga belas halaman yang ia tulis. Menurut Francis Robert Goulding, sebelum ia meninggal pada tahun 1857, Bilali sangat berbakat untuk ukuran seorang penulis.

Naskahnya ditulis dalam bahasa Arab. Akan tetapi, naskahnya tidak terbaca bagi kebanyakan orang Amerika selama beberapa dekade. Perpustakaan Negara Georgia pada 1931,  berusaha untuk menguraikan naskah, yang secara populer diyakini sebagai catatan harian milik Bilali.

Setelah bertahun-tahun upaya yang melibatkan banyak sarjana dari al-Azhar di Mesir, akhirnya mereka berhasil menguraikan naskah. Ternyata itu sama sekali bukan buku harian, tapi benar-benar salinan ayat-ayat dari sebuah risalah tentang hukum Islam madzhab Maliki yang ditulis oleh seorang sarjana Muslim ahli fiqh, Ibn Abu Zayd al-Qairawani di Tunisia pada tahun 900-an Masehi.

Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis

Naskah Ibnu Abu Zayd adalah bagian dari kurikulum hukum Afrika Barat yang lazim dipakai di tanah air Bilali pada tahun 1700-an ketika ia masih mahasiswa. Ketika ia datang ke Amerika sebagai budak, ia tentu saja tidak dapat membawa apapun barang-barang pribadinya. Dengan demikian salinan dari Risalah itu ia mempelajari.

Dokumen Bilali adalah buku pertama dari hukum Islam (fiqh) yang pernah ditulis di Amerika Serikat. Sementara Islam perlahan-lahan mulai ditinggalkan di kalangan masyarakat Afrika pada abad 19 M, penting untuk dikenali, kisah-kisah para Muslim Amerika yang pertama. Mereka bukan kelompok asal-asalan. Jumlah mereka ratusan ribu, berjuang untuk melestarikan warisan Islam di bawah penindasan dan perbudakan.

Kisah Muhammad Bilali  adalah contoh sempurna dari upaya komunitas awal Muslim Amerika, salah satu yang bisa menginspirasi Muslim Amerika masa kini. (P011/R03)

 

Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Artikel diambil dari lostislamichistory

Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Amerika
Palestina
Kolom
Kolom
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia