Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammad Ismail Riyadi, OJK : Edukasi Literasi Keuangan Syariah di Indonesia masih Minim

kurnia - Ahad, 29 Oktober 2023 - 14:23 WIB

Ahad, 29 Oktober 2023 - 14:23 WIB

84 Views ㅤ

Bogor, MINA – Edukasi dan sosialisasi literasi keuangan syariah di Indonesia masih sangat minim demikian Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Ismail Riyadi.

“Jika kita mengamati survei OJK, Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLIK) yang selalu dilakukan selama 3 tahun, tahun 2022 misalnya, antara tingkat literasi keuangan secara keseluruhan adalah 49 persen, keuangan syariahnya 9,14 persen. Jadi masih ada sekitar 40 persen,” kata Ismail dalam Media Workshop “Sinergi BCA Syariah & Media Tingkatkan Literasi & Inklusi Perbankan Syariah” di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/10).

Terlihatnya kesenjangan tersebut mengindikasikan bahwa hanya 9 dari 100 orang yang benar-benar mengadopsi prinsip-prinsip keuangan syariah.

Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah baru mencapai 12,12 persen, yang jauh tertinggal dari tingkat inklusi keuangan konvensional yang mencapai 85 persen.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta, Sebagian Diguyur Hujan Kamis Ini

Dia juga menyatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah.

Pertama, pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah masih minim, meskipun kesadaran terhadapnya tinggi.

“Saya sering dengar kenapa istilahnya akad-akadnya (jenis akad bank syariah) masih bahasa Arab, meskipun semua industri keuangan sekarang sudah menggunakan bahasa Indonesia,” imbuhnya.

“Akadnya itu digunakan di belakang saat harus menjelaskan projek maupun menandatangani (perjanjian/kontrak) atau memahami (transaksi). Itu salah satu contoh,” ungkap Ismail.

Baca Juga: Peringatan Hari Pers Nasional 2025 di Riau Siapkan 15 Agenda Kegiatan

Penyebab kedua, berhubungan dengan perbedaan dalam reaksi masyarakat terhadap produk keuangan syariah dan konvensional yang serupa.

Perbedaan ini muncul karena orang merespons produk keuangan syariah dan konvensional dengan cara yang bervariasi.

Survei OJK, Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLIK) yang selalu dilakukan selama 3 tahun, tahun 2022 misalnya, tingkat literasi keuangan secara keseluruhan adalah 49 persen, keuangan syariahnya 9,14 persen. Jadi masih ada sekitar 40 persen.

“Ada sejumlah penyebab yang menyebabkan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih kecil,” ujarnya.

Baca Juga: BPS: Penduduk Miskin di Indonesia Turun 1,16 Juta Orang

Dalam kesempatan tersebut, BCA Syariah turut mengumumkan pemenang BCA Syariah Journalist Writing Competition 2023, sebuah kompetisi menulis artikel untuk wartawan yang mengangkat tema “Moderenisasi Layanan Bank Syariah”.

Kegiatan ini diikuti oleh 89 wartawan dari seluruh Indonesia dan telah ditentukan 4 pemenang yaitu:

• Kategori Media Online – Hard News : Fahmi Ahmad Burhan, Bisnis.com
• Kategori Media Online – Feature News : Endang Lismari, Duta.co
• Kategori Media Cetak – Hard News : Ahmad Nabhani, Harian Ekonomi Neraca
• Kategori Media Cetak – Feature News : Muhammad Aking, Harian Ujungpandang Ekspres

Tema yang diusung pada lomba tahun ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap perkembangan dan keamanan transaksi di bank syariah. Kepercayaan masyarakat menempatkan dana di bank syariah semakin meningkat. (R/R4/RS2)

Baca Juga: Kepala BP Haji: Indonesia Usulkan Tambahan Kuota Petugas ke Arab Saudi

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Perluas Jaringan Penyaluran Bantuan untuk Palestina, BAZNAS Gandeng Lembaga Internasional

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
MINA Preneur