MUHAMMAD Yahya tidak tumbuh besar dengan menonton drama televisi atau men-scroll ponselnya tanpa henti. Ia menonton bola voli dan itu bukan sekadar iseng. Permainan itu menjadi bagian dari rutinitas hariannya, sebuah kebiasaan yang membentuk cara pandangnya terhadap olahraga ini dan cara ia memainkannya.
“Saya hanya bermain voli,” kata pemain berusia 17 tahun asal Pakistan ini. “Saat ini, VNL sedang berlangsung, dan saya menonton setiap pertandingan. Begitulah cara saya belajar dan termotivasi.”
Bagi Yahya, menonton pertandingan terbaik dunia bukan sekadar hiburan, melainkan pendidikan. “Banyak sekali pengalaman yang bisa didapat hanya dengan melihat bagaimana pemain-pemain top bergerak, bagaimana mereka menghadapi tekanan,” ujarnya.
Kini Yahya bermain di tingkat dunia untuk membuktikan bahwa Pakistan layak berada di sana.
Baca Juga: Aksi-Aksi Heroik Pemain Indonesia di Semifinal Piala AFF U-23 Lawan Thailand
Dengan tinggi badan 1,96 meter dan kemampuan melompat yang luar biasa, Yahya dengan cepat menjadi salah satu nama yang menonjol bagi Pakistan di Kejuaraan Dunia Bola Voli Putra U-19 FIVB (FIVB Volleyball Boys’ U19 World Championship).
Ia mencetak 24 poin dalam kemenangan Pakistan atas tuan rumah Uzbekistan, sebuah pertandingan yang menguji keterampilan dan keberanian di depan penonton tuan rumah yang memadati stadion.
“Saya ingat pernah bermain melawan mereka sebelumnya, di level U-16,” ujarnya. “Mereka juga memiliki banyak penonton saat itu, dan mereka mengalahkan kami. Jadi, kali ini, kami ingin bermain cerdas, mengikuti rencana permainan, dan meraih kemenangan.”
Namun, angka-angka tersebut tidak mencerminkan keseluruhan cerita. Kebangkitan Yahya mencerminkan kebangkitan Pakistan di dunia bola voli muda, dari pesaing regional menjadi penantang serius.
Baca Juga: Jadwal Semifinal dan Final VNL Putri 2025

Atlet voli putra Pakistan Muhammad Yahya membela negaranya di Kejuaraan Dunia Bola Voli Putra U-19 FIVB 2025 di Tashkent, Uzbekistan. (Foto: Volleyball World)
Tahun lalu, ia membantu Pakistan meraih medali emas di Kejuaraan CAVA U-18 Central di Tashkent, ibu kota Uzbekistan, di mana ia dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP). Prestasi tersebut termasuk kemenangan atas Iran di final.
Ia kemudian meraih podium lainnya di Kejuaraan Asia U-18 2024, di mana Pakistan meraih perunggu, medali kelompok usia pertama mereka di tingkat benua. Yahya memimpin dengan 21 poin dalam pertandingan perebutan tempat ketiga melawan Jepang dan kemudian dinobatkan sebagai Best Opposite turnamen tersebut.
“Ini Kejuaraan Dunia pertama saya,” ujarnya. “Pada pertandingan pertama di sini, saya masih beradaptasi karena lampu baru, sasana baru. Tapi setelah itu, saya menemukan ritme saya. Saya memahami kecepatannya, dan saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk tim.”
Yahya memuji kemajuan voli Pakistan berkat perencanaan jangka panjang. “Tiga atau empat tahun lalu, kami tidak berada di level ini,” katanya. “Sekarang manajemen bekerja keras, mempersiapkan pemain di kategori muda, junior, dan senior. Kami sedang membangun tim yang kuat, dan kami bangga akan hal itu.”
Baca Juga: Jadwal Semifinal Piala AFF U-23 2025 Hari Ini, Indonesia vs Thailand
Ia juga menyebutkan bahwa pembinaan dan pencarian bakat adalah bagian dari kesuksesan mereka. “Pelatih kami menganalisis lawan dan menjelaskan semuanya sebelum pertandingan. Mereka memberi kami rencana yang jelas, dan kami bermain dengan fokus.”
Selama ini, Yahya mengidolakan Murad Wazir dari Pakistan, seorang veteran di posisi opposite, dan Amin Esmaeilnezhad dari Iran, yang dikenal karena kemampuannya mengangkat bola dan serangan kidalnya yang eksplosif. “Saya menyaksikan bagaimana mereka tetap tenang, bagaimana mereka menyelesaikan poin. Saya ingin mempelajari kualitas-kualitas itu.”
Masih di awal karier internasionalnya, Yahya tahu masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
“Saya ingin bermain di setiap level untuk Pakistan. Saya ingin dunia melihat bahwa Pakistan mampu bersaing dengan yang terbaik.”
Baca Juga: VNL Putri 2025: Brasil Sapu Bersih Jerman dan Lolos ke Semifinal
Melawan Uzbekistan, ia menunjukkan hal itu. Ketenangan, kepercayaan diri, dan kualitas. Bagi seorang pemain berusia 17 tahun, momen itu mungkin terasa seperti sebuah terobosan. Namun bagi Yahya, itu hanyalah langkah selanjutnya.
“Kami baru saja memulai,” katanya. “Dan kami ingin melangkah lebih tinggi lagi.” []
Sumber: Volleyball World
Baca Juga: VNL Putri 2025: Jepang ke Semifinal Usai Akhiri Turkiye dalam Laga Sengit 5 Set
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Megawati Belum Diturunkan Saat Timnas Voli Putri Senior Kalahkan Rajawali O2C