Jakarta, 14 Rabiul Awwal 1438/14 Desember 2016 (MINA) – Diskusi Publik Muhammadiyah Economic Outlook dengan tema proyeksi dan dinamika perekonomian Indonesia 2017 diselenggarakan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Anwar Abbas di Hotel Sari San Pacific, Jakarta, Rabu ((14/12) pagi memberikan pandangan terhadap evaluasi ekonomi yang terjadi di tahun 2016 dimana indikator kinerja makro ekonomi Indonesia menunjukkan perekonomian nasional belum tumbuh sesuai harapan.
“Hal ini nampak dari target awal pertumbuhan yang ditetapkan 5,3 persen yang kemudian dilakukan koreksi menjadi 5,1 persen. Hingga triwulan-3 tahun 2016, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif 5,04 persen. Dalam konteks kawasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif masih bagus,” kata Anwar.
Dari sisi inflasi juga relatif tetap terjaga di angka 3,5 persen. Di satu sisi, meskipun kinerja makro ekonomi secara kuantitatif masih menggembirakan, dari sisi kualitas kinerja perekonomian masih menyisahkan beberapa tantangan yang harus dicarikan solusinya. kata Anwar yang juga Sekretaris Jenderal MUI.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Kehadiran Muhammadiyah sebagai gerakan sosial dan keagamaan yang senantiasa bekerjasama, mendukung, dan mengkritisi kebijakan pemerintah, termasuk di bidang ekonomi.
“Muhammadiyah berpandangan bahwa pembangunan ekonomi harus berpegang pada spirit konstitusi yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,”ujarnya.
Sementara kesempatan yang sama Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Moh Nadjikh mengatakan, beberapa tantangan atas kondisi perekonomian saat ini yang dihadapi bagsa diantaranya terkait dengan kesenjangan ekonomi sektoral, sosial, maupun antar kelompok pendapatan.
“Hal ini mendorong pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dengan meningkatkan akses kelompok masyarakat terhadap berbagai sumber daya ekonomi produktif harus diupayakan lebih serius, tertata, dan berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang selama ini masih terpinggirkan,” kata Nadjikh,
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Untuk itu, Nadjikh menilai Muhammadiyah perlu hadir untuk bisa berperan aktif dalam mendorong perekonomian nasional yang lebih berkeadilan meningkatkan daya saing sektor-sektor potensial yang belum digarap serius, seperti pertanian, perikanan, UMKM, dan industri kreatif.
“Kami akan berupaya bagaimana agar keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia bisa lebih berdaya saing,” kata Nadjikh. (L/P002/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon