Bengkulu, MINA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir menyampaikan, media sosial (medsos) bisa membentuk opini, yang salah bisa menjadi benar dan sebaliknya, maka tidak jarang medsos dijadikan alat propaganda.
Hal itu ia sampaikan dalam Forum Dialog dan Literasi Media Sosial, Seminar Pra Tanwir Muhammadiyah, yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara dan jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Bengkulu, Kamis (14/02).
“Media sosial yang sangat bebas memungkinkan setiap orang bisa memproduksi informasi apa saja, kapan saja,” kata Nasir mengawali pandangannya mengenai peran medsos dewasa ini.
Ia membedakan antara medsos dengan media arus utama. Menurutnya, media arus utama memiliki kontrol yang dilakukan oleh redaksi dan seperangkat undang-undang yang mengaturnya, sementara medsos hampir tidak ada.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Setiap orang bisa membuat konten apa pun yang diinginkan. Di media sosial fakta dikalahkan opini, yang salah bisa jadi seolah benar, sehingga tidak jarang membuat para pembuat kebijakan maupun politisi menjadikan media sosial sebagai alat agitasi dan propaganda,” katanya.
Dalam forum Pra Tanwir Muhammadiyah tersebut, Nasir menegaskan, pihaknya akan menggunakan diksi “Literasi Pencerahan” sebagai upaya untuk memberikan edukasi, salah satunya mengenai adab dalam bermedsos.
“Diksi ini harus digelorakan, sebab cerah itu bagus dan Islam itu mencerahkan. Ayat pertama yg diturunkan Allah itu sangat mencerahkan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Muhammadiyah yang membidangi Pustaka dan Informasi Prof. Dadang Kahmad menyampaikan bahwa Fikih Informasi sudah pernah dibahas sejak tahun 2016 lalu di Universitas Prof Dr. Hamka di Jakarta.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
“Dakwah yang efektif ke depan itu melalui digital. Ini tantangan bagi Muhammadiyah. Kita harus memproduksi konten-konten ke medsos yang bisa diakses oleh anak-anak muda,” ujarnya.
Menurut Dadang bahwa dengan adanya Fikih Informasi, Muhammadiyah ingin memberikan panduan kepada masyarakat luas agar dapat menggunakan media sosial dengan lebih baik. (R/Ayu/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedatangan Ulama Asal Palestina Disambut Meriah Santri Al-Fatah Lampung