Tepi Barat, MINA – Organisasi Islam Muhammadiyah menyelenggarakan dialog lintas budaya dan pelatihan pengembangan kapasitas bagi pemuda Palestina.
Dalam rilis yang terbit pada Sabtu (17/8), kegiatan tersebut digelar di Nablus, Palestina pada Rabu (14/8) dalam rangka perayaan Hari Pemuda Internasional Muhammadiyah bersama Witness Center for Citizen Rights and Social Development.
Sekretaris Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yayah Khisbiyah, menguraikan kerja dan misi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan upaya global persyarikatan Muhammadiyah dalam mendukung Palestina.
Termasuk, lanjut Yayah, melalui dialog lintas budaya dan pengembangan kapasitas generasi muda Palestina.
Baca Juga: UNRWA: Hampir Satu Juta Pengungsi Gaza Hadapi Musim Dingin Ekstrem
Kegiatan tersebut diikuti oleh 50 peserta generasi muda dari berbagai provinsi di seluruh Palestina.
Direktur Witness Center, Kayd Maari membuka sesi dengan menekankan pentingnya kemitraan yang kuat dengan Muhammadiyah dan dampaknya dalam mendorong dialog dan pembangunan perdamaian berbasis komunitas di Palestina.
Ia juga menekankan komitmen Witness Centre untuk terus memberdayakan generasi muda Palestina secara berkelanjutan.
Mohammed Opisi, salah seorang instruktur pelatihan di Palestina, menyampaikan materi mengenai dinamika konflik, komunikasi lintas budaya, dan teknik resolusi.
Baca Juga: Suriah Bergolak, Tentara Israel Terobos Perbatasan
Ia menyampaikan pentingnya kemampuan membangun komunikasi yang baik dan terbuka dengan banyak pihak untuk membangun rasa saling percaya dan kebersamaan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang damai.
Pelatihan tersebut diakhiri dengan sesi diskusi interaktif di antara para peserta dan sekaligus seremonial penyerahan sertifikat.
Kegiatan itu disebut, tidak hanya menunjukkan keragaman latar belakang peserta, seperti Muslim, Kristen/Katolik, dan Samaritan, tetapi juga mendorong inklusivitas dengan menyediakan interpretasi bahasa isyarat untuk peserta dengan disabilitas.
Inisiatif itu menurut Muhammadiyah, merupakan langkah penting untuk membentuk generasi pemimpin yang terampil, kompeten, dan terbuka terhadap perbedaan.[]
Baca Juga: Mengenang Intifada Pertama Palestina 37 Tahun Lalu
Mi’raj News Agency (MINA)