Jakarta, MINA – Muhammadiyah berpeluang membuka perawatan dengan tenaga nuklir pada Rumah Sakit (RS)-nya di masa depan, meski memerlukan pengkajian panjang dan pembelajaran, terutama dari Pakistan.
Hal itu serius disampaikan Pimpinan Muhamadiyah saat menerima kunjungan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Abdul Salik di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, Jumat (25/10).
“Kami sangat serius untuk mempelajarinya dari Pakistan, selain itu kami juga ingin belajar mengenai perumusan Judicial Law,” kata Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah Muhyidin Djunaidi di Jakarta dalam siaran persnya, Ahad (27/10).
Menanggapi hal tersebut, Pakistan membuka lebar kesempatan kepada Muhammadiyah. Dubes Salik berharap Indonesia memiliki regulasi yang baik mengenai penggunaan nuklir dalam bidang pengobatan.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Di depan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Dubes Pakistan juga memuji Muhammadiyah sebagai organisasi Islam paling representatif di bidang sosial, kesehatan, pendidikan dan pembangunan Sumber Daya Manusia.
“Bagi kami, peran Muhammadiyah sangat penting. Kami ingin hubungan antara Pakistan-Muhammadiyah lebih dekat dan bersahabat lebih dalam,” kesan Abdul Salik.
Beberapa rumah sakit di Indonesia seperti RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Gading Pluit Jakarta, MRCC Siloam Jakarta, RS dr. Soetomo Surabaya dan RS Murni Teguh Medan tercatat telah menggunakan tenaga nuklir dalam radioterapi penyakit kanker.
“Ini adalah bagian mempererat hubungan Pakistan dan Indonesia, terutama dengan organisasi Islam. Salik mendorong Muhammadiyah melakukan kerjasama di bidang agama dan sumber daya manusia, beliau juga mengapresiasi kinerja Muhammadiyah,” demikian keterangan pers Muhammadiyah. (T/Sj/P1)
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)