Pekalongan, MINA – Menanggapi banjir Pekalongan, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Pekalongan mendirikan Dapur Umum (DU) berbasis Jamaah masjid dan mushola di beberapa desa yang terdampak.
Ketua MDMC Kabupaten Pekalongan, Rofiansa Sulthon mengatakan, hal itu dilakukan untuk menuju masyarakat tangguh bencana dan mempererat persaudaraan sesama jamaah dalam menghadapi bencana.
“Ini selaras dengan program Muhammadiyah untuk membentuk jamaah tangguh bencana. Juga untuk membuat para korban bencana tidak hanya pasrah saja tetapi ada yg bisa dilakukan dalam aktifitas bersama untuk mengatasi permasalahan terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar makan,” katanya dalam keterangan yang diterima MINA, Rabu (3/3).
Ia menyebutkan, total DU yang didirikan ada 35 unit, 17 diantaranya DU berbasis masjid mushola. Dari 17 itu yang masih aktif sampai sekarang berjumlah 10 unit.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Rofiansa menyampaikan, pihaknya pertama-tama akan segera melaksanakan evaluasi terhadap respon tanggap darurat yang sudah dilaksanakan.
“Selain itu juga program pembersihan lingkungan AUM, rumah ibadah dan rumah penyintas. Kemudian pemeriksaan kesehatan dan program paket peduli banjir masih lanjut. Semua tentu atas dukungan Lazismu dan semua relawan Muhammadiyah Pekalongan dari unsur ortom serta amal usaha,” pungkasnya.
Banjir yang terjadi di Kabupaten dan Kota Pekalongan ini menjadi bencana banjir yang cukup lama karena sudah berlangsung lebih dari tiga minggu sejak 5 Februari 2021.
Banjir Pekalongan ini bagi Muhammadiyah setempat sudah membawa dampak 25 Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terendam, diantaranya 18 mushola/masjid, 6 sekolah/TPQ dan 1 gedung Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Dana donasi yang terkumpul selama respon tanggap darurat ini bernilai Rp. 235.011.000,-. (R/SR/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung