Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammadiyah Dirikan Universitas Perempuan Pertama di Indonesia

Fauziah Al Hakim - Jumat, 20 Mei 2016 - 17:17 WIB

Jumat, 20 Mei 2016 - 17:17 WIB

613 Views ㅤ

Jakarta, 13 Sya’ban 1437/20 Mei 2016 (MINA) – Organisasi Islam Muhammadiyah mendirikan Universitas perempuan pertama di Indonesia, bernama Universitas Aisyiyah di Yogyakarta. Hal ini disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Muhajir Effendi dalam Konferensi Pers Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (20/5).

“Ini mulanya adalah Stikes Aisyiyah, kemudian diperluas mandatnya menjadi Universitas Aisyiyah,” ujar Muhajir kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Muhajir mengatakan, Indonesia kelihatannya sangat membutuhkan suatu perguruan tinggi yang khas dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan di bidang keperempuanan. “Jadi memang di Muhammadiyah ini punya ortom yang khusus membawahi bidang perempuan namanya Aisyiyah, dan mereka juga bergerak di sektor Pendidikan,” tuturnya.

Muhajir menjelaskan, mantan Presiden RI, Megawati Sukarnoputri juga mendorong Muhammadiyah mempelopori adanya perguruan tinggi khusus perempuan. “Dan Alhamdulillah Universitas Aisyiyah ini sudah disetujui oleh pemerintah dan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Mei 2016, bertepatan dengan kegiatan Konvensi Nasional Indonesia Bekemajuan (KNIB) yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),” terangnya.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

“Kita tahu bahwa perempuan itu adalah sumber daya manusia yang masih terabaikan, termasuk di Indonesia ini belum dioptimalkan, padahal sekarang banyak sekali bidang-bidang pekerjaan yang justru cocok ditangani oleh perempuan dan saat ini kurang mendapat perhatian itulah yang akan digarap oleh Universitas Aisyiah,” jelasnya. (L/P006/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Palestina
MINA Preneur