Sragen, MINA – Lembaga keagamaan Muhammadiyah menggagas pesantren sains (Trensain) yaitu lembaga pendidikan berbentuk pesantren yang memadukan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan (Sains).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Trensain diharapkan melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang memiliki kualifikasi unggul, yang intelektual-ulama.
“Inilah satu proyek peradaban dari Islam Berkemajuan di abad kedua. Jadi kalau ada orang mencari penjelasan, tidak usah rumit-rumit teorinya, suruh datang ke SMA Trensain ini,” ucapnya di pesantren sains Sragen, Jawa Tengah. Demikian keterangan diterima MINA, Senin (31/10).
Apresiasi luar biasa disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir untuk Pesantren Sains Trensain Muhammadiyah, Sragen, sebagai pesantren integrasi antara Al Qur’an dan Sains pertama di Indonesia.
Baca Juga: Antisipasi Pencemaran Sungai Ciliwung, Himpasiling UI Dorong Pemeriksaan Menyeluruh
Dari pesantren ini diharapkan melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang memiliki kualifikasi unggul, yang intelektual-ulama.
Menurut Haidar Nashir, Trensain adalah aset Tajdid Muhammadiyah ke depan. Trensain merupakan hasil dari usaha-usaha kemajuan.
Santri Muhammadiyah harus memiliki style yang keren dan berkemajuan. Santri Muhammadiyah harus seperti fiil mudhari’, bukan fiil madhi. Dengan itu, maka Trensain dapat dikatakan sebagai bagian dari Islam yang Berkemajuan.
Haedar berpesan, supaya santri ketika menjadi apapun di masa depan untuk menerapkan pandangan Islam yang Berkemajuan.Di era kini dan depan, santri Muhammadiyah juga dituntut memiliki keahlian dalam bidang teknologi informasi.
Baca Juga: PMI Meninggal di Korsel, Pemerintah Pastikan Usut Dugaan Kelalaian Perusahaan
“Santri di sini harus memiliki kultur (tradisi besar), lihat Kiai Dahlan itu yang berpakaian rapi dan semangat menghadapi hari depan,” ungkapnya. (R/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MTQ ke-43 Riau Resmi Dibuka, Bengkalis Tampilkan Konsep Pesisir yang Inovatif