Sukabumi, 17 Ramadhan 1438/13 Juni 2017 (MINA) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Haedar Nashir mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia adalah salah satu ujung tombak pergerakan kemerdekaan dalam mengusir penjajah.
Hal itu disampaikan KH. Haedar saat membuka acara Milad ke-14 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) di Sekolah Calon Perwira (SECAPA) Sukabumi, Selasa (13/6).
“Jadi, kalau ada yang meragukan kebhinekaan Umat Islam dan Muhammadiyah. Kalau ada yang meragukan kenasionalan umat Islam dan Muhammadiyah. Mungkin mereka harus belajar lagi tentang sejarah Indonesia,” kata KH. Haedar.
Menurutnya, perjuangan umat Islam untuk NKRI tidak berhenti pada perjuangan kemerdekaan, tetapi juga pasca kemerdekaan hingga saat ini, umat Islam tetap berkomitmen berjuang membela Indonesia.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
“Sebagai contoh, pendiri organisasi Budi Utomo, yaitu dr. Soetomo mendirikan rumah sakit di Surabaya tahun 1924. Dan itu menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur,” katanya.
Kemudian ada juga Ir. Djuanda yang mempelopori Deklarasi Djuanda tahun 1957. Dari deklarasi itu, lanjut Haedar, terbentuk persatuan kemaritiman Indonesia.
“Ir. Djuanda itu siapa? Mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu bahwa sebetulnya Ir. Djuanda adalah seorang muslim taat,” tegasnya.
Kata Haedar, umat Islam selalu mengedepankan toleransi. Sehingga, kata Haedar, jangan mengajarkan cara toleransi kepada umat Islam.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Hadir pada kesempatan itu sejumlah tokoh seperti Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo dan Rektor UMMI Dr. Sakti Alamsyah serta ribuan peserta undangan. (L/R06/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal