Jakarta, 4 Ramadhan 1437/9 Juni 2016 (MINA) – Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan kembali dukungannya terhadap kalender Islam bersatu yang belum lama ini disepakati dalam sebuah konperensi internasional di Turki.
Kalender Islam bersatu bertujuan menentukan bahwa hari raya dan hari besar keagamaan jatuh di satu waktu secara global.
Menurut Haedar, tidak adanya kalender Hijriah tunggal telah membuat Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, kadang merayakan hari raya lebaran pada waktu yang berbeda.
“Pembentukan kalender Islam internasional sudah memiliki tingkat yang sangat tinggi urgensinya,” kata Haedar.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Dia mengatakan, berlakunya kalender Hijriah global akan menghentikan praktek ibadah pada waktu yang berbeda, khususnya penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha.
“Perbedaan dalam menentukan satu Ramadhan, satu Syawal dan sebagainya menjadi dasar perbedaan pendapat dan sangat negatif bagi persaudaraan Muslim,” tambah Nashir.
Pada bulan Mei lalu, perwakilan dari sekitar 50 negara hadir dalam konferensi internasional di Istanbul, para ulama, pakar astronomi dan pejabat menyetujui proposal untuk membuat kalender terpadu.
“Kongres telah memilih kalender tunggal untuk puasa di seluruh dunia,” kata Mehmet Gormez, Kepala Direktorat Urusan Agama Turki.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Dia mengatakan, kalender Hijriah akan disampaikan kepada Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk implementasi antara negara-negara anggota. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal