Jakarta – Menanggapi polemik batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengimbau semua pihak tidak saling menyalahkan dan tetap menjaga persatuan.
“Masyarakat hendaknya menyikapi keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 dengan jernih dan kepala dingin. Terlepas dari adanya kelompok yang pro dan kontra, Pemerintah dan PSSI telah berusaha maksimal. Keputusan akhir tetap di tangan FIFA. Tidak perlu saling menyalahkan,” kata dia, Kamis (30/3).
Kata Mu’ti, status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tentu akan membuat bangga Indonesia, apalagi Timnas Indonesia otomatis dapat ikut berkompetisi tanpa melewati proses kualifikasi. Meski gagal, Mu’ti sekali lagi menekankan keutuhan bangsa lebih utama dalam momentum saat ini.
“Menjadi tuan rumah Piala Dunia tentu sangat penting dan membanggakan. Tetapi, keutuhan dan persatuan bangsa jauh lebih penting dan sangat diperlukan, terutama menghadapi tahun politik 2024,” ujar Mu’ti.
Baca Juga: KPU Akan Umumkan Hasil Resmi Pilkada Provinsi pada 15 Desember
Menurut Mu’ti, gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah ini merupakan pelajaran penting bagi federasi PSSI untuk berbenah. Mu’ti mendorong reformasi sepakbola Indonesia agar bisa bersaing dengan negara lain.
“Yang mendesak dan tidak kalah pentingnya adalah membenahi sepakbola di dalam negeri sehingga timnas Indonesia bisa berprestasi di perhelatan sepakbola dunia. Walaupun tidak setara, berprestasi di pentas dunia tentu tidak kalah membanggakan dan membahagiakan dibandingkan menjadi tuan rumah Piala Dunia,” ujar Mu’ti. (R/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Partisipasi Warga Jakarta Menurun pada Pilkada Kali Ini