Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhasabah, Resolusi Tepat Menatap Masa Depan

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - Senin, 30 Desember 2024 - 15:50 WIB

Senin, 30 Desember 2024 - 15:50 WIB

38 Views

(Ilustrasi: DD Aceh)

Muhasabah adalah salah satu syariat dalam Islam yang mengajarkan pentingnya introspeksi diri untuk menatap masa depan. Masa depan yang dimaksud adalah masa depan dalam kehidupan dunia, maupun masa depan dalam kehidupan sesudah wafat, yaitu di akhirat yang kekal abadi.

Secara harfiah, muhasabah berasal dari kata bahasa Arab “hisab” yang berarti perhitungan. Dalam istilah, muhasabah bermakna merenungkan dan mengevaluasi perbuatan kita, baik yang telah lalu maupun yang akan datang.

Aktivitas ini tidak hanya penting sebagai bentuk evaluasi diri, tetapi juga sebagai langkah menuju perbaikan dan peningkatan kualitas hidup, terutama saat memasuki awal tahun baru, baik hijriah maupun masehi.

Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Muhasabah

Baca Juga: Hari Pers Nasional, Peran Wartawan dalam Kemerdekaan dan Tantangan Era Modern

Muhasabah ditekankan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu ayat yang relevan adalah firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ (الحشر : ١٨)

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat tersebut memerintahkan setiap orang untuk memperhatikan amal perbuatannya dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Evaluasi ini mencakup amal-amal kebaikan yang telah dilakukan dan dosa-dosa yang perlu diperbaiki.

Baca Juga: Bulan Sya’ban Bulannya Para Pembaca Al-Quran

Ayat di atas juga mengingatkan manusia untuk selalu sadar akan perbuatannya. Muhasabah memungkinkan seseorang untuk menilai sejauh mana ia telah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Selain itu, ayat ini juga menunjukkan bahwa introspeksi bukan hanya berkaitan dengan masa lalu, tetapi juga bertujuan untuk menyusun langkah strategis menuju masa depan yang lebih baik.

Sementara itu, hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi menegaskan bahwa orang cerdas adalah mereka yang mampu mengendalikan dirinya dan membuat keputusan berdasarkan tujuan akhirat.

Muhasabah adalah sarana untuk menundukkan hawa nafsu yang sering kali menjadi penghalang utama dalam mencapai ketakwaan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca Juga: Trump, Sudahlah!  

“الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ.”(رواه الترمذي)

“Orang yang cerdas adalah yang mampu menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadits ini mengajarkan pentingnya muhasabah sebagai langkah mengontrol diri dan mempersiapkan amal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Orang yang tidak melakukan muhasabah cenderung menjadi hamba hawa nafsu dan tidak memanfaatkan waktunya dengan baik.

 

Baca Juga: Ini Adab Bertamu yang Benar Menurut Ajaran Islam

Keutamaan Muhasabah

Muhasabah memiliki beberapa keutamaan, antara lain:

  1. Meningkatkan Ketakwaan Dengan muhasabah, seseorang akan lebih sadar akan hubungan dirinya dengan Allah.

Ketika kita mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya, kita menunjukkan ketundukan kepada Allah, yang merupakan inti dari takwa.

  1. Menghindarkan dari Dosa Berulang Muhasabah membantu seseorang untuk mengenali kelemahan dan kesalahan di masa lalu, sehingga dapat dihindari di masa depan. Proses ini membuat individu lebih berhati-hati dalam bertindak.
  2. Memperbaiki Hubungan Sosial. Selain berdampak pada hubungan dengan Allah, muhasabah juga memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.

Ketika seseorang merenungkan tindakan yang mungkin melukai orang lain, ia terdorong untuk meminta maaf dan berbuat lebih baik.

Baca Juga: Israel Juga Lakukan Genosida Budaya di Gaza, Ini Buktinya

  1. Menguatkan Jiwa dan Karakter Orang yang terbiasa bermuhasabah cenderung memiliki mental yang kuat karena selalu berusaha memperbaiki diri.

Muhasabah membuat seseorang lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

Muhasabah dan Masa Depan

Muhasabah tidak hanya menjadi sarana untuk memperbaiki masa lalu, tetapi juga merupakan fondasi untuk menatap masa depan dengan optimisme. Ketika kita mampu mengevaluasi diri secara jujur, kita akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang ada di depan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap anak Adam adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

Baca Juga: Geliat Warga Gaza Bangun Kembali Kehidupan Mereka Pascagencatan Senjata

Hadits ini mengajarkan bahwa manusia tidak terlepas dari kesalahan. Namun, melalui muhasabah, kesalahan tersebut dapat diubah menjadi pelajaran berharga untuk masa depan yang lebih baik.

Muhasabah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang muslim. Sebagai resolusi awal tahun, muhasabah membantu kita merenungkan apa yang telah berlalu dan merencanakan langkah-langkah untuk masa depan.

Dengan muhasabah, kita tidak hanya memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia, tetapi juga membangun karakter yang lebih kuat dan kehidupan yang lebih bermakna.

Muhasabah sebagai Resolusi Awal Tahun

Baca Juga: Peran Suami sebagai Pemimpin Keluarga dalam Islam

Awal tahun adalah momen yang sering digunakan untuk membuat resolusi dan merancang masa depan. Dalam perspektif Islam, resolusi yang baik harus didasarkan pada evaluasi diri yang mendalam atau muhasabah.

Beberapa langkah untuk menjadikan muhasabah sebagai resolusi awal tahun di antaranya:

  1. Merefleksikan Amal di Tahun Sebelumnya Mulailah dengan merenungkan amal ibadah yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir.

Apakah kita telah melaksanakan shalat tepat waktu? Apakah ada hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan? Catatlah segala pencapaian dan kekurangan sebagai bahan evaluasi.

  1. Menyusun Target yang Realistis Setelah mengevaluasi, buatlah target yang realistis dan sesuai dengan kemampuan. Misalnya, jika selama ini jarang membaca Al-Qur’an, resolusi tahun depan bisa berupa membaca satu halaman setiap hari.
  2. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah Dalam Islam, setiap usaha harus diiringi dengan doa. Memohon pertolongan Allah adalah bagian penting dari proses muhasabah agar kita diberikan kekuatan untuk memperbaiki diri.
  3. Melibatkan Orang Terdekat Diskusikan hasil muhasabah dengan orang yang dapat dipercaya, seperti keluarga atau sahabat. Dukungan dari mereka dapat menjadi motivasi tambahan untuk mewujudkan resolusi.

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang cerdas, yaitu mereka yang selalu mengintrospeksi diri dan mempersiapkan amal terbaik untuk kehidupan akhirat. []

Baca Juga: Waspada Konspirasi Trump-Netanyahu Ambil Alih Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Akhlak Mulia, Dakwah Memesona: Kunci Keberhasilan Seorang Da’i

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Internasional
Palestina
Internasional