
MUI
Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi ((Foto : Akhmad/MINA)" width="300" height="225" /> Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi ((Foto : Akhmad/MINA)Jakarta, 29 Muharram 1436/12 November 2015 (MINA) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi, mengatakan. terkait dimana rakyat Indonesia memperingati 10 November sebetulnya umat Islam berjuang tanpa pamrih dari isis agama.
Umat Islam berjuang untuk membebaskan negeri dari rongrongan penjajah oleh karenanya mereka siap mengorbankan jiwa raga bahkan taruhannya nyawa sekalipun, agar negeri ini terbebas dari penjajahan yang notabene non muslim.
Sebabnya, “bagi kita sesungguhnya setiap muslim adalah pahlawan, cuma kita tidak mau meminta tanda jasa, hanya Allah saja yang menentukan jasa tesebut,” kyai Muhyiddin kepada Mi’rajnews.com di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (10/11) sore.
Jadi, Indonesia ini adalah satu-satunya negara dimana ada makam pahlawan di setiap kota dan kabupaten hal ini membuat dahsyat, dan mayoritas para mujahid itu orang Islam dan jarang orang non muslim.
Baca Juga: Erupsi Ganda Gunung Semeru, Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan
Maka, “kita sangat mendukung peringati hari pahlawan pada 10 November. Seyogyanya memang pemerintah harus lebih memperdulikan kondisi keluarga para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekan negeri ini agar mereka secara ekonominya bisa dibantu,” jelas kyai Muhyiddin.
“Jangan sampai diacukan bahkan, tidak sedikit dari mereka, tidak memiliki tempat tinggal”.
Generasi muda punya tanggung jawab moral, menjadi semangat juang para pahlawan
Salah satu yang bisa diambil contoh dari perjuangan para pahlawan tampa pamri mengisi kemerdekaan setelah negeri ini bebas dari penjajah, para generasi muda harus mengiri kemerdekan dengan karya nyata.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman
“Jangan hanya mereka menjadi generasi penikmat, saat ini generasi sekarang telah menikmati kemajuan teknologi yang harusnya mendorong mereka bekerja keras malah digunakan hal-hal konsumtif yang tidak edukatif,” katanya.
Tugas generasi muda sebagaimana kata pepatah arab mengatakan, “Syubbanul yaum rijalul gad” generasi muda sekarang akan menjadi pemimpin dimasa yang akan datang. Dia juga berharap mudahan-mudahan saja banyak dari generasi muda yang belum tersekarang kemajuan teknologi yang hanya menjadi generasi penikmat. (L/P002/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Serangan ke RS Al-Ahli di Gaza, Hancurkan Ruang Bedah dan ICU
Baca Juga: Pemerintahan Trump Lakukan PHK Massal di Departemen Pendidikan AS