Jakarta, MINA – Terkait Tahun Baru 1442 Hijriyah, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengajak umat Islam untuk bermusahabah terkait capaian di bidang ekonomi.
“Umat Islam memang sudah banyak sumbangsih bagi kemajuan bangsa. Namun, sumbangsih itu belum optimal menyentuh sisi ekonomi,” kata Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (21/8).
“Dari jumlah umat Islam di Indonesia yang mencapai 87%, kontribusi umat bidang ekonomi masih terasa kurang, utamanya bidang ekonomi skala besar/konglomerasi bisnis. Dari 10 orang terkaya di negeri ini, hanya satu orang yang beragama Islam. Dari 50 orang terkaya, hanya enam yang beragama Islam. Ini masih jauh dari harapan. Kita perlu muhasabah terkait nasib dan keadaan umat Islam,” katanya mengungkapkan.
Anwar menilai, masih banyak umat Islam yang terbelakang dari sisi ekonomi salah satunya disebabkan dunia pendidikan. Pendidikan yang ada dan diterima umat Islam tidak mendukung umat menjadi entrepeneur maupun intrapreneur. Pendidikan bahkan sampai level universitas lebih banyak melahirkan “employee mentality”. Itu tergambar dari sedikitnya umat yang menjadi konglomerat.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Supaya kontribusi umat Islam dalam bidang ekonomi kelas atas ataupun skala besar bisa meningkat di masa-masa mendatang, maka kita harus memacu diri agar jumlah umat Islam yang ada di ekonomi kelas atas proporsional dengan jumlah umat. Kalau bisa sembilan dari sepuluh orang terkaya berasal dari umat Islam,” imbuh Anwar.
Fokus memajukan ekonomi umat menurutnya, tidak bisa ditawar lagi. Bila umat itu maju secara ekonomi,bangsa juga semakin maju. Dari 30 juta orang miskin di Indonesia saja, kata dia, 90 persen di antaranya berasal dari kalangan Islam. Artinya, mereka masih menjadi tantangan bangsa ke depan. Dengan memajukan umat secara ekonomi maka masalah bangsa bisa teratasi.
“Dan umat diharapkan memberikan perhatian untuk menciptakan entreprenur dan intrapreneur yang handal. Usaha itu benar-benar dilandasi keinginan mengubah nasib dan keadaan,” paparnya. (L/R4/P1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon