Jakarta, 11 Rabi’ul Akhir 1437/21 Januari 2016 (MINA) – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Din Syamsuddin menyatakan, Komisi Pengkajian MUI sedang membahas soal Gerakan Fajar Nusantara atau yang biasa dikenal Gafatar dan direncanakan pada awal Februari nanti MUI akan mengeluarkan fatwa tentang gerakan itu.
Ia menjelaskan, terdapat indikasi jika Gafatar memiliki keterikatan dengan ajaran Ahmad Musadeq dengan Al Qiyadah Al Islamiyah-nya.
Gerakan Gafatar ini juga sempat bermetamorfosis menjadi Millah Ibrahim hingga diduga kuat memiliki keterikatan dengan Gafatar yang berdiri setelahnya, kata Din saat mimpin rapat Pleno Wantim dengan tema ‘Luruskan Kiblat Bangsa’ di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (20/1).
Sebelumnya MUI telah memberi fatwa sesat dan menyesatkan bagi Al Qiyadah Al Islamiyah karena mengakui Musadeq sebagai nabi dan Rasul, menghapus ajaran Islam dan juga mencampuradukkan ajaran tiga agama samawi Yahudi, Kristen dan Islam.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Kendati telah ada indikasi Gafatar memiliki keterikatan dengan Al Qiyadah Al Islamiyah dan Millah Ibrahim, fatwa sesat atau tidak soal Gafatar tidak bisa diumumkan secara tergesa-gesa karena memerlukan pengkajian mendalam,” kata Din..
Jika tergesa-gesa, lanjutnya, dikhawatirkan membawa dampak merugikan banyak pihak. Perlu kajian mendalam soal fakta dan data tidak serta merta mengeluarkan keputusan. terang Din. (L/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat