Jakarta, MINA – Polemik soal larangan di RS Medistra Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi permintaan maaf dari RS Medistra terkait polemik tersebut.
“Jika benar Direktur RS Medistra sudah menyampaikan permohonan maaf kepada publik karena telah melarang dokter-perawat Muslimah yang bekerja di rumah sakitnya memakai jilbab, maka MUI tentu saja perlu memberikan apresiasi terhadap hal demikian,” kata Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, dalam keterangan, Selasa (3/9).
Menurutnya permintaan maaf dari RS Medistra membuat suasana lebih tenang, polemik itu telah menciptakan kegaduhan di masyarakat.
“Dengan adanya permohonan maaf tersebut, diharapkan masyarakat akan bisa kembali tenang,” ujarnya.
Baca Juga: UIN Bandung Bahas Peran AI dan Medsos Membentuk Gen Z yang Kritis
Jika polemik ini tak dihentikan, kegaduhan di masyarakat akan makin luas. Imbasnya, pelayanan di rumah sakit menjadi terganggu.
“Kalau tidak, maka keresahan dan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat tentu akan terus berlanjut sehingga tidak mustahil pelayanan yang bisa diberikan oleh pihak RS terhadap masyarakat sudah jelas akan bisa terganggu,” ujarnya.
MUI pun meminta pihak RS Medistra menindaklanjuti dengan serius masalah ini. Polemik ini jangan sampai terulang di RS Medistra ataupun RS lainnya.
“Untuk itu, MUI mengharapkan agar pihak RS benar-benar serius menangani masalah ini karena kalau tidak, maka sikap dan tindakan yang tidak etis, melanggar HAM dan tidak konstitusional yang dilakukan oleh pihak RS tersebut tentu tidak mustahil akan bisa memantik bagi terjadinya masalah yang lebih besar lagi dan hal itu tentu saja sama-sama tidak kita inginkan,” ujarnya.[]
Baca Juga: Bangun Pusat Literasi Islam di Bogor, Kemenag Habiskan Rp239 Miliar
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Resmikan Pusat Literasi Islam di Bogor