Jakarta, MINA – Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bunyan Saptomo berharap, Indonesia yang menjadi Presidensi di KTT G20 November nanti, hendaknya memperhatikan tanggung jawab sosial global dengan memasukkan isu Palestina dan Pengungsi Rohingya pada bahasan diskusi nanti.
Bunyan menuturkan, Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang diamanahi memegang Presidensi G20 yang dimulai pada 1 Desember 2021 sampai KTT G20 pada November 2022. Pada presidensi G20 ini, Indonesia mengusung tema: “Recover Together, Recover Stronger.” Demikian rilis diterima MINA, Sabtu (29/10).
Pekan lalu, Presiden Jokowi menerima kunjungan Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh. Dalam pertemuannya, Jokowi menegaskan dukungan Indonesia kepada Palestina hingga negara itu mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya.
Bunyan Saptomo menuturkan, G20 merupakan kelompok ekonomi terbesar di dunia yang dibentuk pada tahun 1999, dari 20 negara tersebut terdapat 3 negara Muslim yaitu Indonesia, Saudi Arabia, dan Turki.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Bunyan mengungkapkan, lahirnya G20 dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi dunia pada tahun 1998 yang memicu kesepakatan dalam kelompok G7 akan perlunya forum ekonomi yang lebih luas agar bisa lebih efektif dalam mengatasi masalah ekonomi dunia.
Kelompok G20 lebih representatif, karena mencakup negara yang mempunyai 2/3 penduduk dunia, dengan 90% GDP dan 80% perdagangan dunia. (R/P2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung