
MUI
) Din Syamsuddin (dua dari kiri).(Foto: Kurnia/MINA)" width="300" height="233" /> Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin (dua dari kiri).(Foto: Kurnia/MINA)Jakarta, 26 Shafar 1436H/17 Desember 2014M (MINA) – Isu ekstrimisme dalam kelompok agama yang terjadi di beberapa negara menjadi persoalan serius yang dibahas dalam pertemuan lintas tokoh agama Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengatakan, Pertemuan tokoh agama itu diwakili oleh tokoh Islam, Kristen, Yahudi dan Budha yang berlangsung pada 12 -13 Desember 2014.
“Pertemuan dua hari ini sangat intensif membahas isu ekstremisme. Pertemuan tersebut menyimpulkan perlunya pendekatan dari masing-masing agama untuk menolak ekstrimis,” kata Din Syamsuddin kepada Mi’raj Islamic News Agency saat konfrensi pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu.
Din menambahkan, “pencegahan kelompok ektrimis keagamaan bisa dilakukan dengan pendekatan multi agama”. Masing-masing agama menolak ekstrimisme agama yang terjadi.”Perlu pendekatan multi agama karena kekerasan banyak macamnya dengan mengatasnamakan agama.
Baca Juga: Pemerintahan Trump Lakukan PHK Massal di Departemen Pendidikan AS
Pencegahan kelompok ektrimis ini merupakan tanggung jawab semua negara secara menyeluruh baik negara, pemerintah maupun pemodal. Lebih lanjut Din mengatakan persoalan itu ibarat tumbuhan yang memiliki akar serabut dan tunggang pada suatu pohon.
“Akar serabut sebagai ketidakadilan dan tunggang sebagai standar ganda,”jelasnya.
Ideologi itu tidak bisa dibunuh dan harus dengan pendekatan keagamaan,” kata Din. (L/P002/R03)
Baca Juga: Negara-Negara dengan Durasi Puasa Terlama dan Tercepat di Dunia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)